Mohon tunggu...
Citra Ayuh Adisunarno
Citra Ayuh Adisunarno Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Saya seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi. Sebagai individu yang penuh semangat dan kreatif, saya memiliki ketertarikan yang mendalam pada dunia komunikasi. Saya percaya bahwa komunikasi adalah kunci utama dalam membangun hubungan yang kuat, baik secara personal maupun profesional, serta memberikan peluang untuk menyampaikan pesan dengan cara yang efektif dan kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi dan Tantangan Kewirausahaan Sosial Dalam Mewujudkan Dampak Positif Bagi Masyarakat dan Lingkungan

8 Desember 2024   20:23 Diperbarui: 9 Desember 2024   09:04 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tren besar yang saat ini sedang berkembang di dunia kewirausahaan sosial adalah ekonomi sirkular. Dalam model ini, usaha sosial menekankan pentingnya pengurangan limbah dan penggunaan kembali sumber daya secara efisien. Misalnya, perusahaan seperti TerraCycle telah berhasil mengembangkan model bisnis yang memungkinkan untuk mendaur ulang bahan yang sebelumnya dianggap sebagai limbah, bahkan bahan-bahan yang tidak dapat didaur ulang secara konvensional. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dalam sektor daur ulang yang lebih ramah lingkungan.

Apa Tantangan Terbesar Kewirausahaan Sosial?

Menurut Dr. Mark Govers dalam International Conference Of Social Entrepreneurship, Pada jumat 6 Desember 2024, salah satu tantangan terbesar bagi wirausahawan sosial adalah menyeimbangkan misi sosial dengan keberlanjutan keuangan. Banyak wirausahawan sosial terlalu fokus pada dampak sosial yang ingin dicapai, namun mengorbankan aspek finansial untuk kelangsungan usaha mereka. Contoh Perusahaan yang menawarkan produk atau jasa dengan harga terlalu murah, bergantung pada hibah atau donasi yang tidak dapat diandalkan untuk menutupi biaya operasional. Tanpa model pendapatan yang berkelanjutan, perusahaan-perusahaan ini berisiko kehabisan dana, yang pada akhirnya bisa menghentikan misi sosial mereka.

Selain itu, pengukuran dampak sosial juga menjadi masalah besar. Banyak wirausahawan sosial kesulitan mendefinisikan atau melacak metrik yang berarti untuk mengukur hasil sosial yang dicapai. Tanpa bukti yang konkret tentang dampak yang mereka buat, sulit untuk menarik investor atau pelanggan yang berkomitmen. Mengklaim hasil yang luas seperti meningkatkan kualitas hidup tanpa data yang jelas dan terukur dapat merusak kredibilitas dan membatasi potensi pertumbuhan. Untuk mengatasi hal ini, penggunaan alat seperti Social Return on Investment (SROI) dapat membantu mengukur dan mengkomunikasikan dampak sosial dengan lebih efektif.

Dalam menghadapi semua tantangan ini, penting bagi wirausahawan sosial untuk menemukan keseimbangan antara dampak sosial yang ingin dicapai dan kelangsungan finansial yang diperlukan untuk mendukungnya. Dengan perencanaan yang matang, keterampilan manajerial yang tepat, dan dukungan yang memadai, kewirausahaan sosial dapat berkembang menjadi kekuatan yang tidak hanya mengatasi masalah sosial, tetapi juga memberikan solusi ekonomi yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun