Mohon tunggu...
Citra Andriani
Citra Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - Hello !!

Terus belajar, berproses dan saling berbagi IG : @citrandrn FB : Citra Andriani

Selanjutnya

Tutup

Diary

Citra-Story#28: Jangan Menebak!

25 Maret 2021   17:18 Diperbarui: 25 Maret 2021   17:39 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan kenapa turun di beberapa hari terakhir bulan ini ?

Aku akan membiarkan jari-jariku menari-nari lagi. Tanpa berifkir akan menulis apa dan berbagi apa.
yang aku tuliskan hanya kata-kata yang  berputar di kepala. Entah bagaimana jadinya akhir dari tulisan ini.

Aku memutuskan untuk mundur, meski pernah berani maju. Sesekali maju selangkah demi langkah, lalu mundur secara beraturan. Persis kembali di titik aku memulai ini semua. Ya untuk waktu yang lama ternyata aku tidak bergerak. Masih berdiri di tempat yang sama, dengan harapan yang kian hari kian redup. Aku tak pernah mempermasalahkan tentang bagaimana aku bertahan, yang kusesali adalah perilakuku yang mundur dan kembali lagi. Kadang menyesal kenapa jatuh di tempat yang sama, lalu berjuang untuk bangkit, dan tidak berusaha keluar. Hei ini tentang itu, kau fikir apa ?

Hari ini aku tidak  berfikir bahwa ini akan menjadi sesuatu yang bisa dibaca. Tentu saja alasan klasik, karena isi kepala orang berbeda-beda dan sulit ditebak. Aku tidak sedang bersedih, tidak pula marah dan bahagia. Hanya biasa saja. Biasa saja berada di titik yang sudah menyusut.

Aku pernah berharap bahwa seekor kupu-kupu datang dan meghiburku. Namun kusadari bahwa aku tidak sedang berada di kebun bunga. Bertemu dengannya jelas susah. Aku berkeinginan mencarinya namun sepertinya percuma, kuurungkan saja niatku.

Jangan berkesimpulan apapun tentang tulisan yang sedang kau baca ini, kau bisa saja salah dan penulis bisa sengaja berbuat itu.

Mengapa hujan tiba-tiba turun, menciptakan suasana yang nikmat untuk tidur. Meski petir bergemuruh, sudah lewat saja. Aku punya urusan sendiri, biar hujan selesaikan tugasnya.

Lagi-lagi ini bukan akhir dari isi kepala seseorang, kenapa bisa begitu aneh? kamu juga aneh, aku pun aneh. Kita aneh di mata satu sama lain. Barangkali itu yang membuat kita berpisah. Bukan jarak. Tapi cara memandang.

Entah kenapa kata "Tebu" tiba-tiba lewat. Aku harus menulis apa ?

Baiklah mari kita akhiri ini disini. Nanti terlalu panjang, kamu makin menjauh. Tulisan ini bisa menjadi rumit.

Ya, ini sore pada bagian akhir bulan Maret.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun