Hujan Di Ujung Juli
Demi selangkah,
Rintik satu dan lainnya turun bersahutan
Tak membiarkan satu tetes pun berhenti menumpahkan
Harus kuakui, genangan ini terlalu suci untuk kubenci
Sekali pun dia mengantarkan sang kasih keharibaan-NYA
Sekali pun dinginnya menusuk ke relung yang tengah melepaskannya
Hujan tetaplah hujan, tidak bisa kutolak atau kuhentikan
Aku tak menyesali keadaan
Bak bumantara mengantarkan hujan
Tiada sesal, tiada muram, segalanya dilepas dengan keikhlasan
Namun, ijinkanlah aku untuk merenungi setiap tetesan
Tetesan yang beradu antara hujan dan air mata
Tetesan yang mengelilingi raga dibalik tanah rata
Iya, benar. Tetesan yang tak mampu membangunkannya, sekali pun membanjiri pusara
Tak berbeda dengan bulan yang lalu
Bahwa genangan menyelimuti Juni telah berlalu
Bahkan rasanya sama dengan syair yang terdahulu
Awal Juli yang kusebut dengan pilu di bulan baru
Ternyata hujan di ujung Juli, bak tersayat sembilu