Mohon tunggu...
Cindy Citra Adelia Agustin
Cindy Citra Adelia Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Yogyakarta University of Technology

Hallo I'm Citra, I love cooking, baking and traveling of course 🤭 and yaaa I really really like nature 🌾

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Realisme, Neorealisme, Liberalisme, dan Neoliberalisme dalam Hubungan Internasional

13 Oktober 2024   23:51 Diperbarui: 14 Oktober 2024   03:49 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3. Hans Morgenthau

  Morgenthau, dalam "Politics Among Nations" menekankan pentingnya kekuatan nasional dan kepentingan nasional dalam hubungan internasional.  Dia berpendapat bahwa negara-negara selalu berusaha untuk memaksimalkan kekuatan mereka dan mengamankan kepentingan nasional mereka.  Morgenthau juga menekankan bahwa moralitas dan etika tidak dapat diterapkan secara universal dalam hubungan internasional, karena negara-negara selalu bertindak demi kepentingan mereka sendiri.

4. Kenneth Waltz

 Waltz, dalam "Theory of International Politics" menekankan peran struktur sistem internasional yang anarkis dalam membentuk perilaku negara.  Dia berpendapat bahwa anarki, yaitu ketiadaan otoritas pusat di tingkat internasional, merupakan faktor utama yang menentukan perilaku negara.  Struktur sistem internasional, khususnya distribusi kekuatan,  menentukan bagaimana negara-negara berinteraksi satu sama lain.  

Waltz berpendapat bahwa negara-negara, meskipun memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda,  akan selalu berusaha untuk bertahan hidup dalam sistem internasional yang anarkis. Kekuatan relatif, dalam konteks ini, menjadi faktor penting dalam menentukan perilaku negara.

Prinsip-prinsip utama realisme, yang membentuk dasar pemikiran

1. Anarki

Ketiadaan otoritas pusat di tingkat internasional merupakan prinsip fundamental realisme. Negara-negara hidup dalam "keadaan alamiah" di mana tidak ada yang dapat memaksa mereka untuk mematuhi aturan. 

Tidak ada polisi dunia atau pengadilan internasional yang dapat menjamin kepatuhan terhadap hukum atau menyelesaikan konflik antar negara. Hal ini menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan penuh ketidakpastian, di mana negara-negara harus mengandalkan diri mereka sendiri untuk menjaga keamanan dan kelangsungan hidup mereka.

2. Kekuasaan

Kekuasaan menjadi faktor utama dalam hubungan internasional menurut realisme. Negara-negara selalu berusaha untuk meningkatkan kekuatan mereka (militer) untuk menjamin keamanan nasional mereka dan mendapatkan pengaruh dalam sistem internasional. Kekuatan menjadi alat utama untuk mencapai tujuan nasional dan menjamin kelangsungan hidup negara dalam lingkungan yang tidak stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun