Mohon tunggu...
Citraa Maulidaa
Citraa Maulidaa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Setiap orang memiliki proses yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Zainal Abidin, 30 Tahun Berjualan Gulali hingga Keluar Daerah

28 Februari 2022   11:11 Diperbarui: 28 Februari 2022   11:50 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suara khas penjual gulali lengkap dengan alat bahan jualannya, sumber foto: Citra Maulida

Menjadi seorang pedagang yang sudah tahu situasi dan kondisi Medan membuatnya tegar dan kuat menjalani pekerjaan yang sudah lama digelutinya. 

Pahit manis, suka duka yang sudah dirasakan Zainal Abidin laki-laki yang berusia 70 Tahun, asli Desa Kembang Kerang Utara, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Yang telah melanglang buana berjualan gulali, pernah berjualan diberbagai daerah seperti, Samarinda, Balikpapan dll. Membuat ia merasakan manfaat dan omset terbesarnya berada di daerah tersebut karna peminat Aromanis(bahasa Jawa) cukup lumayan disana.

Pandemi covid-19 pada 2019 lalu mengaharuskannya untuk kembali ke daerah asal guna berjualan di desa sendiri karna faktor covid yang kian membuat sepi pelanggan disana. Lama berjualan di desa asal, ia pun berinisiatif untuk berjualan tetap di Desa Pulau Maringkik, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, selama kurun waktu yang belum ia tentukan.

Meski tempat itu jauh dari kendaraan. Dan melewati air laut. Namun Zainal yakin disitu tempat yang bagus untuk ia melabuhkan gulali buatannya. Kisaran yang ia dapatkan perhari rata-rata 300. Dan membelipun tergantung berapa kita beli. 

Meski begitu orang tua yang sudah memiliki empat anak tersebut, membuat ia sukses menghidupi istri dan anak-anaknya. Sesekali ia mencandai penulis dikala membeli gulalinya dengan kalimat bahwa empat dari anak-anaknya sukses dan memiliki bisnis masing-masing.

Sesekali penulis pulang dikampung halaman, tak jarang menemukannya berjualan dengan suara khas penjual gulali yang dibarengi gendangan alatnya. Membuat para pembeli mendekat.

Tentu hal itu membuatku dan kita semuanya banyak bersyukur atas apa yang kita temukan, terima dan selalu merasa cukup. Karna masih banyak diluar sana yang bersyukur meski hal sederhana.

Berjualan setiap hari, membuat pak Zainal bolak balik dari rumah menuju Pulau Maringkik, itupun habis tak habis harus pulang. Karna istri dan anak-anaknya menunggu bahagia dirumah.

Banyak hal yang mesti kita pelajari, kita renungi dan kita amati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun