Mohon tunggu...
Citraa Maulidaa
Citraa Maulidaa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Setiap orang memiliki proses yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjuangan Pak Muhtar, Penjual Roti Kukus Khas Bandung

20 Februari 2022   20:06 Diperbarui: 20 Februari 2022   20:11 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Keliling dari pagi lalu selalu singgah di perempatan taman, di Jl. TGH, Kiyai H..M Zainudin Abdul Majid (Dokpri)

Penulis yang tengah duduk nongkrong bersama kawan-kawan, kebetulan di es-teh sebagai tempat favorite, pun paling dekat dengan kos yang hanya terdapat es dingin tanpa menjual makanan, sontak pandanganku tertuju pada bapak Muhtar yang terlihat duduk dijalur satu sembari menunggu pembeli roti kukus(Bakpau) khas Bandung bogarasa, yang telah menetap di Lombok selama 3 tahun terakhir, tanpa berpikir lama, penulis mendekati pak Muhtar yang sudah melihatku berjalan bak tahu tujuanku untuk merapat, sambil memperkenalkan diri disambut dengan bahasa Bandung dengan "mangga'" dalam bahasa bandung artinya silahkan, ku kira buah mangga loh tadi wk.

ngobrol singkat dengan pak Muhtar sembari penulis menunggu bapkau yang dipesan, kebetulan penulis memesan rasa antap ijo wk sembari melihat opsi rasa, kebetulan ada 5 varian rasa ayam, keju, strowbery, coklat, kacang ijo.

Dari kisah hidup pak Muhtar, penulis sekilas melihat bahwa berangkat dari sosok yang tegar, pemimpin yang mampu mencari nafkah, kapanpun dan dimanapun membuat ia sebagai tulang punggung keluarga yang harus terpisah dengan istri dan anaknya dibandung sana.

Mulai berangkat dipagi hari, berkeliling diseputar Selong dengan pendapatn sehati rata-rata mencapai 400 membuat pak Muhtar semakin gigih berjualan, lalu menjadikan perempatan taman, depan Alfamart jalur satu samping makam pahlawan dari jam 19.00_21.00 sebagai tempat berjualannya dikala malam, ia memilih Lombok menjadi tempah migrasi sementara dikarenakan peluang dan omset didapatkan cukup membuatnya sejahtera bersama keluarga.

3 tahun terakhir, dari sebelum covid-19 melanda Indonesia pada umumnya dan lombok pada khususnya membuat ia tidak pernah letih dan terpuruk untuk mencari nafkah. Terkadang penulis selalu melihat kekuatan dalam diri seseorang dikala sedang duduk sembari melihat obyek yang patut untuk direnungi, aku jadi teringat ayahku. Persis sekuat pak Muhtar. Gigih, btw endingnya jadi curhatin bapak. 

Kembali ke tema awal. Bahwa semua proses, pedagang, semua yang sedang berjuang sekeras tenaga dipersimpangan jalan, pengamen atau siapapun baik apapun sebab dan beground hidupnya. Selalu kuat jalani hidup. Kita manusia selalu punya probelam baik konflik ringan atau berat, kembali bagaimana kita menyikapi, dan menjalaninya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun