Salah satu kebutuhan pokok manusia yang berperan sebagai alat pengelola bahan-bahan makanan sedang mengalami kenaikan harga dan kelangkaan produk. Kebutuhan pokok tersebut tidak lain ialah minyak goreng. Seperti yang kita ketahui, minyak goreng sedang menjadi produk yang di buruh dan sulit di dapatkan diberbagai pusat perbelanjaan. Krisis tersebut telah terjadi sekitar akhir tahun 2021 hingga saat ini.
Di saat peristiwa krisis minyak goreng yang menjadi langkah dan mahal, timbul sebuah pertanyaan dikalangan masyarakat yang mempertanyakan mengapa hal tersebut dapat terjadi mengingat negara Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar didunia. Mengenai mahal dan naiknya harga minyak goreng tentunya mempunyai faktor sehingga harga minyak goreng dapat melonjak.
 Mengutip dari Kompas.co harga minyak goreng yang mahal disebabkan oleh naiknya harga internasional yang cukup tajam, selain itu faktor lainnya disebutkan bahwa terjadinya gangguan pada rantai distribusi (supply chain) industri minyak goreng yang di akibatkan oleh turunnya panen sawit pada periode kedua.Â
Walaupun demikian, hal tersebut seharusnya tidak membuat minyak goreng menjadi langka. Tetapi, seperti yang dilihat minyak goreng tidak hanya mengalami kenaikan harga tetapi juga mengalami kelangkaan produk. Mengapa demikian?Â
Hal tersebut terjawab ketika pemerintah turun langsung untuk mengetahui alasan mengapa minyak goreng menjadi langka. Didapatkan bahwa ada berbagai oknum-oknum yang sengaja menimbun minyak goreng tersebut dalam jumlah banyak yang kemudian akan mereka gunakan untuk kepentingan pribadi.Â
Sesungguhnya Allah SWT sangat membenci tindakan penimbunan barang, karena tindakan tersebut merupakan tindakan yang salah dan haram. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau mengatakan: "Siapa yang menimbun barang dengan tujuan agar bisa lebih mahal jika dijual kepada umat islam, maka dia telah berbuat salah".
Sebagai contoh, ditemukannya banyak kemasan minyak goreng yang siap di ekspor ke Hongkong oleh pemerintah DKI Jakarta di Pelabuhan Tanjung Priuk. Penimbunan yang dilakukan seperti ini tentunya membuat masyarakat lain kesal dan resah mengingat minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang cukup penting. Terlebih lagi, kelangkaan minyak goreng membuat masyarakat harus rela mengantri berjam-jam hingga berburuh minyak goreng.
Melihat krisis minyak yang sedang terjadi, tentunya ada harapan agar pemerintah dapat cepat mengatasi dan menormalkan kembali harga dan produksi minyak goreng agar masyarkat tidak harus mengantre dan berburuh minyak goreng. Mendengar berita baru-baru ini pemerintah telah menyediakan subsidi minyak goreng untuk masyarakat, akan tetapi subsidi yang disediakan pemerintah ternyata masih terbilang sedikit melihat masih banyak keluhan masyarakat yang tidak kebagian minyak goreng, sehingga minyak goreng masih terbilang langka.
Langkahnya minyak saat ini merupakan sesuatu yang sudah jelas dan pasti tidak di inginkan oleh semua orang. Mirisnya kelakuan tidak baik pernah terjadi di Solo,  ketika minyak langkah dan mahal di dapatkan ada saja kelakuan yang tak sepatutnya di lakukan oleh penjual terhadap masyarakat, contohnya memberikan syarat  bagi pembeli yaitu mereka wajib membeli pangan lain ketika hendak membeli minyak.Â
Perbuatan ini merupakan hal yang di benci oleh Allah ketika membebani masyarakat dengan sesuatu yang semestinya tidak perlu di perbuat. Seperti dalam hadist mengatakan: "Dari Abi Shirmah radhiallahu anhu  beliau berkata, Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang memberi kemudaratan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberi kemudaratan kepadanya, barang siapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim maka Allah akan menyusahkan dia."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H