Mohon tunggu...
Citra Mustikawati
Citra Mustikawati Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Bekas penyiar radio berita yang sedang mencoba jadi penulis cerita anak.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cinta Seorang Majnun

26 Juli 2010   15:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:35 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="182" caption="Cover novel Laila Majnun favoritku"][/caption]

Pengarang: Nizami Ganjavi

Judul Buku: Laila Majnun

Jumlah Halaman : 346 halaman

Penerbit: OASE Mata Air Makna

Tahun Terbit: VIII, September 2005

Harga Buku: Rp30.000,-

Cinta itu bagaikan anggur yang dapat memabukkan siapa saja yang mencobanya. Inilah yang dialami Qais, mabuk oleh cintanya terhadap Laila. Cinta Qais tidak bertepuk sebelah tangan, namun perilaku Qais yang terlalu berlebihan mencintai Laila membuat keluarga Laila memilih menjaga kehormatannya dengan menjauhi Laila dari Qais. Tidak tahan karena harus dijauhi dari Laila, Qais menjadi gila sehingga orang-orang menyebutnya Majnun.

Nizami dikenal dengan kisah cintanya ini. Sebanyak 8.000 baris syair ditulis untuk kisah cinta Laila Majnun. Dalam buku ini, Nizami menuliskan perjalanan hidup Qais dan Laila dengan begitu rinci. Disampaikan dengan lembut sehingga menyentuh para pembacanya. Syair-syair indah terhampar dalam buku ini sebagai dialog cinta bagi Laila dan Qais.

Setiap hembusan angin membawa harummu untukku.

Setiap kicauan burung menendangkan namamu untukku.

Setiap mimpi yang hadir membawa wajahmu untukku.

Setiap pandangan menampakkan bayanganmu padaku.

Aku milikmu, aku milikmu, jauh maupun dekat.

Dukamu adalah dukaku, seluruhnya milikku, di mana pun ia tertambat. (hal. 159)

Penyampaian cerita yang terlalu bermain dengan kata sangat sulit untuk menemukan makna dan pesan yang tertulis, terutama bagi pembaca yang kurang menyukai uraian puisi. Bisa dikatakan buku ini sangat membosankan karena terlalu bertele-tele.

Nizami menggunakan begitu banyak perumpamaan dalam buku ini sehingga menjadi pembelajaran baru dalam berolah diksi, misalnya “Kau adalah mahkota yang telah dibuat untukku, namun yang menghiasi kepala orang lain” dan “Untuk mewarnai kelopak mataku kau harus mengambil debu dari bawah telapak kaki kekasihku”.

Kisah cinta karya Nizami ini membuat para pembacanya tak bisa melupakan begitu saja. Dari awal hingga kisah para pecintanya ini berakhir penuh dengan simfoni cinta. Tak hanya cinta sepasang kekasih tapi juga cinta antara keluarga. Syair-syairnya memberi gambaran yang sangat jelas tentang takdir para pencinta yang malang. Akhir kisah ini mengungkapkan kematian para pencinta, bukan kematian cinta.

(Gadis Cokelat)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun