Mohon tunggu...
Citra Mustikawati
Citra Mustikawati Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Bekas penyiar radio berita yang sedang mencoba jadi penulis cerita anak.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Persuasi Politik yang Bertanggung Jawab

7 April 2010   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:56 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pace, Peterson dan Burnett (1979) dalam Venus 2007:30 mendefinisikan persuasi sebagai tindakan komunikasi yang bertujuan untuk membuat komunikan (penerima pesan) mengadopsi pandangan komunikator (pengirim pesan) mengenai suatu hal atau melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam kegiatan persuasi selalu ditandai empat hal, yaitu:

  1. Melibatkan sekurang-kurangnya dua pihak
  2. Ada tindakan secara sengaja mempengaruhi
  3. Adanya pertukaran/transaksi pesan persuasif
  4. Adanya kesukarelaan menerima atau menolak gagasan yang ditawarkan

Persuasi politik sudah menjadi suatu keharusan dalam kehidupan politik. Seperti ada yang hilang jika kita berpolitik namun tak melakukan persuasi. Melihat sistem politik di Indonesia yang demokratis menyebabkan sistem komunikasi yang terbentuk pun demokratis. Kita semua diberi kebebasan untuk berpendapat. Memberikan input bagi sistem politik kita yang kemudian diproses sehingga muncullah berbagai kebijakan publik, keputusan publik, dan UU yang dikeluarkan pemerintah. Salah satu bentuk input dalam sistem politik berupa aspirai publik. Namun belakangan ini, sudah jarang kita temukan aspirasi publik yang sehat. Aspirasi publik yang benar-benar sebuah aspirasi rakyat. Sekarang ini bentuk input lebih banyak dalam bentuk demonstrasi, keluhan, gugatan dari rakyat. Perihal nikah Siri saja jika tak ada yang demo ke jalan sepertinya pemerintah tidak akan menanggapinya sebagai aspirasi. Demonstrasi sepertinya telah menjadi satu-satunya jalan dalam menyampaikan aspirasi pada sistem politik demokrasi. Karena itulah sistem politik di Indonesia mendapatkan inputnya melalui pesan dalam demonstrasi. Demonstrasi merupakan persuasi politik sebagai agitasi. AGITASI Agitasi berasal dari bahasa Latin agitare yang artinya bergerak atau menggerakkan, dalam bahasa Inggris agitation. Menurut Harbert Blumer, agitasi politik beroperasi untuk membangkitkan rakyat kepada suatu gerakan politik, baik lisan maupun lisan dengan merangsang dan membangkitkan emosi khalayak. Biasanya agitasi dimulai dengan membuat kontradiksi dalam masyarakat dan menggerakan khalayak untuk menentang kenyataan hidup yang dialami selama ini (penuh ketidakpastian dan penderitaan) dengan tujuan menimbulkan kegelisahan di kalangan massa. Orang yang melakukan agitasi disebut agitator. Nepheus Smith berpendapat bahwa agitator ini sebagai orang yang berusaha menimbulkan ketidakpuasan, kegelisahan, atau pemberontakan orang lain. Agitasi ini merupakan persuasi politik yang bertanggung jawab karena jelas komunikatornya siapa dan pesan apa yang disampaikan. Hampir mirip dengan provokasi yang sama-sama mempengaruhi komunikannya. Namun di sini, provokasi adalah persuasi politik yang tidak bertanggung jawab. Keberadaan komunikatornya tidak jelas diketahui, isi pesannya pun cenderung menjatuhkan salah satu pihak. sumber: Materi Kuliah Komunikasi Politik pertemuan ketujuh oleh Adiyana Slamet, S. Ip., M. Si

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun