Mohon tunggu...
Christopher Ibrahim
Christopher Ibrahim Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar di SMA Kolese Kanisius

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Ketegasan dan Disiplin: Prabowo Bawa Menteri ke Akmil

16 November 2024   20:50 Diperbarui: 16 November 2024   21:15 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belajar dari Sang Jenderal: Menteri di Bawah Didikan Prabowo di Akmil  

Prabowo Subianto, salah satu tokoh militer paling berpengaruh di Indonesia, kembali menunjukkan pendekatan uniknya dalam mempersiapkan para pemimpin di lingkaran pemerintahannya. Sebagai Presiden Republik Indonesia, ia membawa beberapa menteri kabinet untuk mengikuti pelatihan di Akademi Militer (Akmil) di Magelang. Langkah ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga memicu berbagai perbincangan mengenai metode kepemimpinannya.  

Pelatihan ini bukan hanya sekedar aktivitas fisik atau latihan militer biasa. Lebih dari itu, Prabowo menggunakan kesempatan ini untuk menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, kedisiplinan, dan kesetiaan kepada bangsa. Ia meyakini bahwa para menteri yang memegang peran penting dalam pemerintahan harus memiliki mentalitas tangguh serta komitmen tinggi terhadap tugas dan tanggung jawab mereka.  

Selama pelatihan di Akmil, para menteri mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari baris-berbaris hingga upacara formal seperti parade senja. Aktivitas yang tampak sederhana ini sebenarnya mengandung nilai-nilai mendalam. Baris-berbaris, misalnya, melatih mereka untuk patuh pada aturan dan bekerja sama dalam tim. Sementara itu, upacara formal mengajarkan pentingnya menghormati simbol-simbol negara, sebuah hal yang kadang terlupakan dalam kesibukan sehari-hari sebagai pejabat negara.  

Prabowo menekankan bahwa tujuan utama pelatihan ini bukan untuk membuat para menteri menjadi prajurit, tetapi untuk membentuk karakter mereka sebagai pemimpin yang disiplin dan berintegritas. Dalam pemerintahan, kedisiplinan memainkan peran besar dalam memastikan kebijakan dapat diterapkan dengan konsisten dan tepat sasaran. Dengan kedisiplinan, para menteri diharapkan mampu bekerja secara efektif, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan membuat keputusan yang terbaik bagi rakyat.  

Selain itu, kesetiaan kepada bangsa dan negara menjadi nilai penting lainnya yang ditekankan Prabowo. Menurutnya, seorang pemimpin harus selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Kesetiaan ini, dalam pandangan Prabowo, adalah fondasi utama bagi seorang pejabat untuk menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh, tanpa tergoda oleh kepentingan pribadi atau golongan.  

Beberapa menteri yang mengikuti pelatihan ini mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga. Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman, bahkan mengenang pengalaman lamanya dengan Prabowo. Ia bercerita bahwa sekitar 27 tahun lalu, Prabowo pernah memberikan ceramah tentang kepemimpinan di tempat yang sama. Pelatihan kali ini mengingatkannya kembali akan pentingnya dedikasi dan integritas dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin.  

Menteri lainnya juga merasa bahwa pelatihan ini membuka perspektif baru tentang apa artinya menjadi seorang pemimpin. Kegiatan fisik bersama di Akmil membantu mereka untuk saling mendukung satu sama lain, memperkuat solidaritas, dan meningkatkan rasa persatuan di antara anggota kabinet. Mereka merasa bahwa suasana informal namun penuh nilai ini memberikan semangat baru untuk bekerja lebih baik di bidang masing-masing.  

Meski demikian, langkah ini tidak sepenuhnya bebas dari kritik. Beberapa pihak menilai bahwa pendekatan ini terlalu kental dengan nuansa militer dan dikhawatirkan dapat menciptakan pola pikir yang terlalu kaku di kalangan menteri. Ada juga yang mempertanyakan relevansi pelatihan militer dengan tugas-tugas mereka sebagai pejabat negara yang lebih banyak berurusan dengan kebijakan publik.  

Namun, Prabowo dengan tegas membantah kritik tersebut. Ia menjelaskan bahwa tujuan pelatihan ini adalah untuk membentuk karakter pemimpin yang kuat, bukan untuk mengajarkan mereka menjadi prajurit. Menurutnya, nilai-nilai yang diajarkan selama pelatihan, seperti kedisiplinan, kerja sama, dan kesetiaan, adalah nilai universal yang relevan bagi semua bidang, termasuk pemerintahan.  

Langkah Prabowo membawa para menteri ke Akmil menunjukkan pendekatan berbeda dalam menciptakan pemimpin berkualitas. Ia percaya bahwa pemimpin yang baik tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter kuat yang mampu menghadapi berbagai tantangan. Dengan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, kedisiplinan, dan kesetiaan, Prabowo berharap para menteri dapat menjalankan tugas mereka dengan lebih baik, memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, dan menghadirkan perubahan positif di pemerintahan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun