Mohon tunggu...
CITIZEN JOURNALIST
CITIZEN JOURNALIST Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Rehabilitasi Pasca Musibah Tanah Longsor di Kediri

10 April 2017   13:06 Diperbarui: 10 April 2017   13:26 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca terjadinya musibah tanah longsor yang menimpa warga Desa Surat, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Dandim Kediri, Letkol Arm Joko Setiyo K, M.Si (Han) memberi sinyal penanganan bencana secara taktis, cepat dan tepat, terutama pemulihan transportasi darat, rumah hunian warga dan air bersih. Sebagaimana diketahui 4 hari lalu, musibah tanah longsor menghantam Desa Surat, yang mengakibatkan sebagian warga Dusun Selorejo terpaksa dievakuasi ke Balai Desa Surat, agar terhindar dari ancaman tanah longsor terulang kembali, senin (10/04/2017)

Sebagaimana konfirmasi terjadinya bencana tanah longsor dari Danramil Mojo, Kapten Inf Mujiono, tepatnya hari kamis lalu atau sekitar jam 1 siang hujan deras mengguyur di sekitar Desa Surat, dan selang beberapa jam kemudian, diketahui guguran tanah dari atas mulai bergerak. Sore harinya, warga sudah mendapati ke 6 rumah yang ada dekat sekali dengan tebing disampingnya itu, tertimpa longsoran tanah. Longsoran itu sendiri mencapai ketinggian sekitar 50 meter dengan capaian longsoran hingga sekitar 100 meter.

Selama 4 hari berturut, anggota Koramil 06/Mojo, Koramil 22/Semen ,Koramil 03/Mojoroto , Polsek Mojo , BPBD Kabupaten Kediri dan mahasiswa UNP PGRI serta warga setempat, berupaya memulihkan kondisi yang ada di Desa Surat, pasca terjadinya musibah tanah longsor. Kendati tidak ada korban jiwa yang tercatat saat terjadinya musibah tanah longsor 4 hari lalu, kerusakan yang ditimbulkannya cukup membuat kerugian dan kesusahan warga yang rumahnya tertimpa longsoran tanah.

Upaya rehabilitasi fisik cenderung pada pemulihan transportasi darat, rumah hunian warga dan air bersih, sedangkan rehabilitasi non fisik diarahkan pada pemulihan psikologis warga yang tertimpa musibah. Diareal longsoran itu juga sudah dipasang police line, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pengerukan tanah masih dilakukan dengan cara manual, dengan menggunakan cangkul atau sekop, sedangkan pemotongan pohon-pohon yang bertumbangan, sebagian menggunakan mesin dan sebagian lagi menggunakan gergaji atau parang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun