Mohon tunggu...
Citaresmi
Citaresmi Mohon Tunggu... Administrasi - Masih belajar nulis

Girl who love writing and writing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"O Genki desu ka", Hai Apa Kabar?

8 Desember 2018   09:20 Diperbarui: 8 Desember 2018   09:39 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendar biru mengoyak sunyi; masih saja bukan tentangmu
Diri tak kuasa pungkiri akan harap secuil kabar dari sang pengelana
Denting demi denting pesan maya berdentang dalam gendang
Tetap sama tanpa sekutip kabar dari si pengembara

Oh, Tuan, sungguh bedebah dirimu mengasingkan jantung yang diucap serupa dengan detak di dadamu
Tiadakah kau rasa degupnya melemah di remahan gelisah?
Sedang waktu dengan lincah memindai pergantian jeda
Dari detik ke menit lalu menuju jam dan akhirnya bermuara di hari-hari sunyi
Seniscaya itu kau harap diri setia?

Tidak, Tuan! Pondasi hatiku tak sekuat yang kau kira-- yang kau pinta
Palungku sekarat digerogoti keyakinan penuh karat
Seumpama kau berubah jadi pejantan yang kudamba; aku niscaya bersorak!

Tanggalkan keraguanmu, Tuan! Sapa rindumu seperti yang terasa oleh rasaku
Pancangkan kaki; berhenti mencari cinta hakiki
Sedang telah kau abaikan satu hati yang tulus memberi

Hingga langit membelah lalu hujani bumi dengan kasih sayang-- baru kau sadari akan adaku
Meski hati kita berdebu oleh rindu; berseru seru saling memanggil; kau tetap membeku
Membiarkan selembar harap rapuh-- jatuh meluruh lalu melepuh
Dan diri kembali terpaku pandangi pendar pendar maya-- mengharap selarik sapa dari si pencuri harapan

Bandung, 081218

Hai, sahabat! Aku lagi belajar bikin balada nih....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun