.
Hujan seharian…
bulirnya satu-satu jatuh dalam selokan
ada yang duduk di sana sendirian
.
Seorang Pedagang burung tampak murung
Niatnya membelikan sepatu anaknya jadi urung
Langit selama ini hari begitu mendung
Siangnya menebar air bergulung-gulung
.
Hujan membasuh impian
seorang anak kecil dan sepatu usang ,
tak mau sekolah ia malu jadi bulan-bulanan
“Ayah, mau kah kau belikan sepatu baru?”
terbit air matanya.
.
Sang Ayah sedari pagi menjajajakan dagangannya
Ayahnya adalah seorang pedagang burung
hari itu ia tampak murung
niatnya membelikan sepatu anaknya jadi urung.
Bukan ia tak senang kemarau dibayar hujan seharian
bagaimana anaknya sekolah, itu yang dia pikirkan.
.
Sebual mobil mewah melibas genangan,
membasahi pedagang burung itu.
“Bahagialah kamu yang berpunya
panas atau mendung bagimu adalah kidung
sementara lagu bagiku adalah doa yang terlantun
mensyukuri musim berganti berharap sebaris rejeki.”
katanya menahan gigil.
.
Untuk anakku,
untuk anakku,
ia sebut dalam hati.
Berharap hujan segera berhenti,
sebelum gelap jatuh, malam mengganti.
.
*****
.
CR 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H