Rakyat indonesia terutama di ibukota berharap cemas ketika beberapa media memberitakan akan adanya aksi penggulingan presiden 25 MAret 2013. Ketua Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), Ratna Sarumpaet, membenarkan siap menggelar demonstrasi menuntut mundur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Meskipun lokasi demonstrasi mengalami perubahan semula akan dilaksanakan di depan istana negara, belarih di depan LBHI Jakarta diwaktu yang sama.
Kini aksi demonstrasi sedang berlangsung. Suasana jalan diponegoro, tepatnya depan LBHI padat merayap. Bahkan mengalahkan bioskop metropole saat peluncuran film box office. Aksi femo berlangsung begitu menggelora. Terutama beberapa orator yang berdiri di atas panggung kecil. Sementara itu, jumlah masa dan peliput media hampir berimbang, namun dengan komposisi Awak media terlihat lebih bersemangat dan energik. Sementara itu, para pendemo yang mengaku tidak dibayar seperti terlihat letih. Betapa tidak, mereka kebanyakan wanita dan anak- anak. Bahkan ada yang sudah beruban. Sebotol air mineral pun belum dibagikan. Kecuali sebuah slayer bertuliskan MKRI dengan dasar putih.
Lalu lintas menjadi macet, itu sudah biasa mungkin bagi warga DKI saat demonstrasi berlangsung. Rencana aksi akan dilanjutkan dengan membentuk barisan menuju kediaman wakil presiden Budiono. Para wanita paruh baya dan anak anak itu diminta untuk berdiri dan berbaris, dan matahatipun semakin panas. Terdapat pemandangan unik pada barisan akhir demonstran, tampak beberapa orang berkomunikasi dengan beberapa isyarat tangan, nampaknya seperti penderita tunawicara. Mereka seperti menggunakan bahasa isyarat berkomunikasi dalam kelompok kecil tiga hingga empat orang,
Cuaca semakin panas, aksi demontrasi terus berlangsung, usut punya usut, ternyata Para pendukung MKRI dan sejumlah warga dari Jalan Kenari dan Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, berkumpul di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) untuk menunggu pembagian bahan pokok. Sembari menunggu pembagian sembako, mereka seperti diminta untuk ikut serta melakukan aksi demontrasi bersama MKRI. Seperti tidak ada makan siang gratis.
Pelaksanaan demonstrasi yang dikhawatirkan dapat berujung anarkis nampaknya tidak terbukti hingga tulisan ini dibuat. Bahkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, pengajuan izin dari MKRI disampaikan oleh salah satu anggota Presidium Neta S. Pane. Izin yang diajukan berupa kegiatan bakti sosial pada pukul 13.00 WIB di halaman kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Menteng Jakarta.
Namun sangat disayangkan, mengapa aksi solidaritas sosial harus dimanfaatkan untuk urusan sosial politik. Bahkan wanita dan anak-anak seperti dikomodifikasi agar turun aksi dengan iming iming sembako. Bahkan mereka terpaksa duduk di pinggiran jalan dibawah terik matahari hanya untuk memenuhi nafsu beberapa pihak.
Meskipun dalam dunia demokrasi tidak melarang setiap infividu menyampaikan aspirasi, namun ketika masyarakat kurang mampy terpaksa digunakan untuk tujuan politis tertentu tentu kita dapat menilai bagaimana perbuatan tersebut.
Semoga aksi demo cepat selesai dan mereka peserta demo segera mendapatkan sembako seperti yang mereka inginkan. Dan akhirnya lalu lintas pun kembali lancar. Salam damai dan bersatulah untuk indonesia lebih baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H