Mohon tunggu...
Cirebon Ceria
Cirebon Ceria Mohon Tunggu... Mahasiswa - P2MB UPI Kelompok 6 dan 8 Desa Karangmulya Kec. Plumbon Kab. Cirebon

Program Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan (P2MB) UPI KKN Tematik Membangun Desa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Kreatif: Rencana Berantas Sampah bersama Mahasiswa KKN UPI di Desa Karangmulya

16 Mei 2023   10:41 Diperbarui: 16 Mei 2023   10:45 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab setiap warga di lingkungan  tempat tinggalnya. Kebersihan juga menjadi cerminan kesehatan sehari-hari dari  masyarakatnya. Hal ini dilihat oleh Mahasiswa Program Pemberdayaan Masyarakat  Berkelanjutan (P2MB) edisi membangun desa (KKN Tematik SDG’S Desa) dari  Universitas Pendidikan Indonesia di Desa Karangmulya, Kecamatan Plumbon,  Kabupaten Cirebon, yang telah melakukan survey ke pasar terkait pembuangan  sampah masyarakat Karangmulya.  

Kesadaran dari masyarakat Karangmulya dalam membuang sampah sudah  bagus. Namun, kepedulian untuk menangani sampah lebih lanjut oleh masyarakat  Karangmulya masih kurang. Sampah dari masyarakat desa dikumpulkan di Tempat  Pembuangan Sampah (TPS), tepatnya di TPS Pasar Rumput Karangmulya. Hal ini  terlihat di TPS, bahwa sampah yang dikumpulkan dibiarkan saja. Sehingga sampah  yang terkumpul di TPS menumpuk, karena sampah diangkut setelah satu kontainer  bak sampah penuh. Sampah yang terkumpul tidak ditindak lebih lanjut oleh  masyarakat Karangmulya dan menunggu untuk diangkut ke TPA.  

Pa Kuwu (Masadi) mengatakan, “Untuk pengangkutan sampah dari TPS  Pasar Rumput Karangmulya ke TPA biasanya memerlukan biaya 1,5 juta per-bak sampah. Tentunya hal tersebut sangat menguras anggaran desa karena biaya  tersebut dikeluarkan desa perbulan, juga tidak ada sumber daya manusia yang ingin  mengelola sampah lebih lanjut.”

Sumber: Foto Pribadi
Sumber: Foto Pribadi

Oleh sebab itu, Pak Kuwu berencana bekerjasama dengan pihak Universitas  Pendidikan Indonesia untuk membuatkan mesin pengolahan sampah ramah  lingkungan yang dinamakan incinerator. Dikutip dari Citarum Harum Juara,  kapasitas produksi mesin tersebut sebesar ½ meter kubik. Mesin tersebut digunakan  tanpa menggunakan sumber energi listrik, namun digunakan sama halnya seperti  memasak dengan kayu bakar. Pembakaran sampahnya-pun dilakukan dengan  meningkatkan asupan oksigen yang masuk dalam ruang bakar utama sehingga  pembakarannya dilakukan secara alamiah. Asap yang dihasilkan oleh mesin ini  telah tereduksi seminimal mungkin, meskipun hingga saat ini masih terus dilakukan  uji laboratorium. Hasil dari pembakaran sampah tersebut berupa abu sehingga dapat  dimanfaatkan kembali untuk pembuatan bata, paving blok atau pot bunga.  

“Dari rencana bekerjasama dengan UPI terkait pengelolaan sampah  menggunakan mesin incinerator agar sampah bisa terkelola dengan baik juga tidak  menguras biaya yang banyak. Kedepannya dengan menggunakan mesin ini dapat  memudahkan masyarakat Karangmulya dalam membuang sampah, karena  penggunaannya yang mudah” harap Pak Kuwu.  

Penulis : Faisal Ikhsan, Fuji Nurizka Amalia, Salsabila Nazihah 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun