Mohon tunggu...
Ciput Putrawidjaja
Ciput Putrawidjaja Mohon Tunggu... Praktisi Inovasi dan Inkubasi Bisnis Teknologi Kelautan -

Direktur Badan Pengelola Marine Science Techno Park Universitas Diponegoro (MSTP UNDIP)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jejak Pasukan Nazi Jerman di Indonesia

30 Oktober 2015   18:28 Diperbarui: 30 Oktober 2015   18:37 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JEJAK PASUKAN NAZI JERMAN DI HINDIA BELANDA: U-BOAT GESCHWADER

[caption caption="Makan Malam Awak U-Boat Jerman di Penang, Malaya"][/caption]Kehadiran pasukan NAZI Jerman tidak lepas dari persekutuan mereka dengan Kekaisaran Jepang pada teater Perang Pasifik (1941-1945), bagian dari Perang Dunia 2 (1939-1945). Adolf Hitler memerintahkan Panglima Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine), Admiral Karl Doenitz untuk mengirimkan eskader kapal selam Jerman yg terkenal, U-Boat, untuk membantu sekutunya itu dalam menghalau armada angkatan laut Sekutu (ABDACOM/American British Dutch Australia Command), selain mengangkut mesin presisi, mesin pesawat terbang, serta berbagai peralatan industri lainnya, yang dibutuhkan sekutunya, Jepang yang sedang menduduki Indonesia dan Malaysia. Sepulangnya dari sana, kapal-kapal selam itu bertugas mengawal kapal-kapal cargo yang membawa "oleh-oleh" dari Indonesia dan Malaysia, berupa hasil perkebunan seperti karet alam, kina, serat-seratan, dan minyak bumi, untuk keperluan industri perang Jerman di Eropa.

KIPRAH U-BOAT DI HINDIA TIMUR

[caption caption="Peta Sebaran U-Boat di Asia Tenggara pada Perang Dunia II"]

[/caption]Pada awalnya, kapal selam Jerman yang ditugaskan ke Samudra Hindia dengan tujuan awal ke Penang berjumlah 15 buah, terdiri U-177, U-196, U-198, U-852, U-859, U-860, U-861, U-863, dan U-871 (semuanya dari Type IXD2), U-510, U-537, U-843 (Type IXC), U-1059 dan U-1062 (Type VIIF). Jumlahnya kemudian bertambah dengan kehadiran U-862 (Type IXD2), yang pindah pangkalan ke Jakarta.

Ini disusul U-195 (Type IXD1) dan U-219 (Type XB), yang mulai menggunakan Jakarta sebagai pangkalan pada Januari 1945. Sejak itu, berduyun-duyun kapal selam Jerman lainnya yang masih berpangkalan di Penang dan Sabang ikut pindah pangkalan ke Jakarta, sehingga Jepang kemudian memindahkan kapal selamnya ke Surabaya.

Adalah U-862 yang dikomandani Heinrich Timm, yang tercatat paling sukses beraksi di wilayah Indonesia. Berangkat dari Jakarta dan kemudian selamat pulang ke tempat asal, dan sempat2nya menenggelamkan kapal2 Sekutu di Samudra Hindia, Laut Jawa, sampai Pantai Australia.

Nasib sial nyaris dialami U-862 saat bertugas di permukaan wilayah Samudra Hindia. Gara-gara melakukan manuver yang salah, kapal selam itu nyaris mengalami "senjata makan tuan", dari sebuah torpedo jenis homming akustik T5/G7 Zaunkving yang diluncurkannya. Untungnya, U-862 buru-buru menyelam secara darurat, sehingga torpedo itu kemudian meleset.

Usai Jerman menyerah kepada pasukan Sekutu, 6 Mei 1945, U-862 pindah pangkalan dari Jakarta ke Singapura. Pada Juli 1945, U-862 dihibahkan kepada AL Jepang, dan berganti kode menjadi I-502. Jepang kemudian menyerah kepada Sekutu, Agustus tahun yang sama. Riwayat U-862 berakhir 13 Februari 1946 karena dihancurkan pasukan Sekutu di Singapura. Para awak U-862 sendiri semuanya selamat dan kembali ke tanah air mereka beberapa tahun usai perang.

U-BOAT & SENJATA NUKLIR NAZI JERMAN YG SEMPAT MAMPIR DI JAKARTA

U-195 & U-219

[caption caption="U-219 atau I-505"]

[/caption]Dari sekian banyak kapal selam Nazi Jerman (U-Boat) yang beroperasi di Asia Tenggara selama Perang Dunia 2 Teater Pasifik (1942-1945), mungkin kapal selam U-195 dan U-219 yang bisa mengubah sejarah dunia, jika saja Nazi Jerman dan Jepang tidak keburu kalah perang. Kedua kapal selam itu ternyata sedang mengangkut muatan rahasia berupa uranium dan roket Nazi Jerman V-2, dalam keadaan terpisah ke Jakarta, untuk dikembangkan pada projek senjata nuklir pasukan Jepang di bawah pimpinan Jenderal Toranouke Kawashima.

Ini merupakan langkah Jerman membantu Jepang, yang berlomba-lomba dengan AS dalam membuat senjata nuklir untuk memenangkan Perang Dunia II di kawasan Asia-Pasifik. Rencananya, senjata nuklir Jepang tersebut akan ditembakkan ke wilayah AS.

Kapal selam U-195 tiba di Jakarta pada 28 Desember 1944 dan U-219 pada 11 Desember 1944. Richard Besant dalam bukunya berjudul Stalin’s Silver dan Robert K Wilcox dalam Japan’s Secret War, hanya menyebutkan, kedua kapal selam itu membawa total 12 roket V-2 dan uranium ke Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun