Mohon tunggu...
cipto utomo
cipto utomo Mohon Tunggu... -

Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Selamatkan Timur Tengah, Selamatkan Minyak Dunia

30 Maret 2015   10:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:48 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harga minyak dunia tiba-tiba melonjak secara drastis pada Kamis (Jumat pagi WIB), akibat dari serangan jet-jet tempur Arab Saudi terhadap sasaran pemberontak di Yaman, yang memicu kekhawatiran meningkatnya krisis di negara tersebut bisa mengancam produsen minyak mentah di Timur Tengah. Kenaikan harga minyak dunia yang terjadi secara mendadak ini menyebabkan kekacauan besar-besaran terhadap harga minyak dunia di seluruh dunia, masing-masing negara bingung memikirkan cara terbaik mengatasi masalah ini agar tidak menjadi krisis di negara meraka. Negara-negara ini sibuk mencari solusi serta kebijakan yang tepat untuk menghindari dampak yang signifikan akibat masalah ini.

Tapi kenapa harga minyak dunia naik akibat serangan tersebut ? apa hubungannya ???

Menurut Daniel Ang, seorang analis investasi Phillip Futures, mengatakan kepada AFP. Menurutnya alasannya adalah karena ketegangan geopolitik yang terjadi di Yaman yang mendorong harga minyak lebih tinggi. “Yaman memang bukanlah produsen besar, akan tetapi Yaman merupakan pusat perdagangan di wilayah tersebut, sehingga ketegangan yang diciptakan di sana dapat menyebabkan gangguan dalam aktivitas perdagangan produk-produk energy”. kata analis yang berbasis di Singapura itu.

Gejolak panas di Yaman telah dibayangi dampak kenaikan pasokan minyak mentah AS, yang meningkat 8,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Maret, menambah pasokan global yang berlimpah, kata para analis. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Mei, melonjak dari harga 2,22 dolar AS, atau 4,5 persen, menjadi ditutup pada harga 51,43 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Dalam lebih dari tiga minggu terakhir, ini merupakan tingkat tertinggi kenaikan harga minyak, lapor AFP. Selain itu di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman bulan Mei juga, patokan global, melonjak dari harga 2,71 dolar AS menjadi menetap di harga 59,19 dolar AS per barel.

Lalu bagaimana dampak yang terjadi di Indonesia sendiri ???

Menyusul kenaikan harga minyak dunia dan fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar akhir-akhir ini, pemerintah resmi memutuskan harga BBM jenis Bensin Premium RON 88 di Wilayah Penugasan Luar Jawa-Madura-Bali dan jenis Minyak Solar Subsidi perlu mengalami kenaikan harga, masing-masing sebesar  Rp. 500/liter. Sedangkan untuk harga Minyak Tanah dinyatakan tetap, yaitu Rp. 2.500/liter (termasuk PPN).

Untuk wilayah penugasan Jawa Madura Bali harga BBM Premium naik dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.400. Sedangkan untuk solar naik dari Rp 6.400 menjadi Rp 6.900.
Sedangkan untuk wilayah penugasan luar Jawa Madura Bali, harga Premium naik dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.300. Sedangkan harga solar sama dengan area jawa, Rp 6.900.

Melihat situasi ini pemerintah dunia harus bergerak cepat untuk memikirkan solusi yang dibutuhkan dalam mengatasi malasah ini. Membiarkan Timur tengah terus berkutat dengan masalah perang yang dihadapi akan tetap membuat harga minyak tidak stabil serta pasokan minyak dunia bisa dalam ancaman bila terus seperti ini. Dalam hal ini PBB harus segara turun tangan dan bertindak untuk mengatasi masalah ini, karena jika tidak masalah ini akan semakin mempengaruhi kondisi harga minyak dunia. Selain itu juga fakta bahwa Timur tengah merupakan kawasan penghasil serta penyuplai minyak terbesar bagi dunia tidak bisa di pungkiri, karena itulah pemerintah dunia harus sadar “untuk menstabilkan harga minyak dunia, untuk menyelamatkan minyak dunia, mereka harus menyelamatkan timur tengah terlebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun