Mohon tunggu...
cipto subroto
cipto subroto Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar, Entrepreneur, Pambiwara, Internal Auditor Satuan Pengawasan Internal Unsoed, Sertified Risk Mangement Profesional, Certified Human Reasource Analis dan Mentor di Pusat Inkubator Bisnis LPPM Universitas Jenderal Soedirman

Lahir dari keluarga yang serba kekurangan membuat saya lebih bersemangat dalam mengisi kehidupan ini untuk memberikan kemanfaatan kepada orang lain. berbagi adalah kunci kesuksesan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Sistem Permodalan untuk Usaha Alumni Perguruan Tinggi

14 Januari 2024   07:31 Diperbarui: 14 Januari 2024   07:41 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Tim Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Unsoed/dok Pribadi)

Era digital dan perdagangan bebas membawa tantangan dan peluang bagi semua negara di seluruh dunia. Digitalisasi menjadi kunci keberhasilan bagi negara yang dapat mengadaptasi diri terhadap perubahan ini. Sebaliknya, bagi negara yang tidak siap dan cenderung lamban dalam menanggapi perubahan digitalisasi, hal ini dapat menjadi ancaman serius dan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi serta kemakmuran negaranya. 

Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu mengidentifikasi peluang global dalam digitalisasi sebagai keunggulan kompetitif untuk meraih kemenangan dalam persaingan internasional. Selain itu, digitalisasi juga memberikan peluang untuk memperkuat konektivitas di tingkat nasional, terutama karena Indonesia terdiri dari kepulauan yang terpisah oleh lautan. Diharapkan bahwa digitalisasi akan mempercepat komunikasi dan pertukaran informasi di seluruh negeri, serta memperkuat koordinasi antar pulau dan provinsi. 

Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan. Sistem pendidikan yang tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan dapat memengaruhi pola pikir dan strategi dalam menyelesaikan tugas di kehidupan nyata. Oleh karena itu, pendidikan perlu memiliki kurikulum yang relevan untuk memberikan siswa bekal dalam menghadapi berbagai tantangan dalam dunia nyata. 

Pendidikan tinggi memiliki peran krusial dalam mempersiapkan lulusan untuk bersaing di dunia nyata, terutama dalam era digitalisasi. Perguruan tinggi perlu cepat beradaptasi dengan perubahan sekecil apapun yang dapat berdampak pada kemandirian nasional. Pemerintah telah mengambil langkah dengan kebijakan program hilirisasi, yang menuntut dukungan sumber daya manusia yang handal, tangguh, dan cepat beradaptasi terhadap perubahan.

Program hilirisasi menjadi alat yang efektif, mengubah Indonesia dari negara eksportir komoditas bahan baku menjadi negara yang mampu menambah nilai bahan baku tersebut menjadi setengah jadi atau bahkan produk jadi. Hal ini memungkinkan kita untuk memasarkan dan mengekspor produk tersebut ke pasar internasional. Dengan demikian, pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung dan menggerakkan kemajuan dalam konteks ini.

Di masa lalu, perguruan tinggi terutama berfokus pada mencetak sumber daya manusia yang siap untuk bekerja. Namun, dalam era digitalisasi ini, harapannya adalah bahwa para alumni perguruan tinggi tidak hanya menjadi tenaga kerja, melainkan juga menjadi pencipta lapangan pekerjaan melalui usaha wirausaha mandiri. Untuk mendorong perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang tangguh dan adaptif, diperlukan upaya dukungan sistem permodalan bagi usaha yang dijalankan oleh para alumni.

Kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan lembaga keuangan menjadi kunci utama keberhasilan program dukungan permodalan bagi alumni. Dalam hal ini, terlihat bahwa program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di perbankan nasional masih belum mencapai potensinya sepenuhnya dalam mendorong pertumbuhan ekosistem wirausaha kecil. Sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan lembaga keuangan akan menciptakan keberhasilan KUR dengan meningkatkan kualitas wirausaha yang profesional dan handal. Hal ini disebabkan oleh pendidikan yang memadai yang diterima oleh para alumni, mempersiapkan mereka untuk mengatasi berbagai tantangan di dunia bisnis.

Pada akhirnya, perguruan tinggi dan lembaga keuangan perlu bersinergi untuk merancang model pembiayaan modal usaha alumni yang sesuai, guna mendukung ketahanan ekonomi negara di era digitalisasi dan industri 5.0.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun