Badai pandemi Covid 19 selama lebih dari 2 tahun sangat memukul industri wedding seperti jasa catering, wedding organizer, mc/pambiwara, seniman tradisional, entertaint, perhotelan, rumah makan, dekorasi, tenda, sound system, percetakan undangan dan lain sebagainya. Saking sulitnya situasi dan kondisi pada saat itu hingga banyak yang melego peralatannya seperti tenda, sound system dan kursi hanya untuk bisa bertahan hidup.
Mirisnya lagi pelaku industri wedding juga dinilai oleh pemerintah bukan termasuk prioritas golongan yang perlu mendapatkan bantuan dan penguatan dari pemerintah. Berkaca dari pengalaman tersebut, kami menghimbau di era yang sudah mulai bergeser ke endemi, hendaknya pelaku wedding bisa memitigasi risiko-risiko yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.
Salah satu pelaku industri wedding yang menerapkan sistem manajemen risiko dalam tata kelola manajemennya adalah Cengkir Gading Wedding Organizer (CGWO). Andika Thresna Damanta selaku CEO CGWO mengatakan bahwa keadaan tidak bisa dipaksa harus menuruti apa yang kita inginkan, tetapi kita yang harus adaptif terhadap perubahan jaman dan fenomena disrupsi lainnya.Â
kuncinya adalah selalu belajar, tetap waspada dan fokus terhadap solusi.
Maju terus industri wedding Indonesia, Industri Wedding bangkit, ekonomi rakyat meningkat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI