Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bulan Syawal Memiliki Ranking Tertinggi dalam Silaturahmi dan Saling Memaafkan, Benarkah?

19 April 2024   20:48 Diperbarui: 20 April 2024   03:15 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi warga yang silaturahmi ke tetangganya diiringi dengan berurai air mata. Sumber: https://news.detik.com

Apabila dicermati, terdapat beberapa kelompok social berdasar pada identitas strata social (formal non formal) yang melakukan aktivitas silaturahmi pada bulan Syawal antara lain:

1) Anak ke orang tua

Kegiatan silaturahmi anak ke orang tua pada umumnya dilakukan setelah salat idul fitri. Anak-anak bersilaturahmi ke orang tuanya untuk melakukan "sungkeman". Aktivitas "sungkeman" dimaknai sebagai rasa hormat kepada orang tua. Selanjutnya dikuti dengan permohonan maaf. Pada akhirnya anak meminta doa restu agar bisa tercapai cita-citanya. Kegiatan sungkeman ini yang menjadi cirikhas kegiatan silaturahmi anak kepada orang tua.

2)Antar saudara (saudara muda ke saudara tua)

Biasanya setelah salat idul fitri, setelah sungkeman ke orang tua, dilanjutkan silaturahmi kepada saudara yang lebih tua. Bisa saudara yang sederajat dengan ayah atau ibu. Bisa juga adik silaturahmi kepada keluarga kakaknya.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan anak keturunan tentang saudara-saudaranya. Sebab ketika keluarga inti anggotanya berumah tangga, keluarganya sudah terdiri dari beberapa keluarga inti. Maka munculah istilah "ekstended family". Orang Jawa menyebut keluarga "bani atau trah".

3) Temu Keluarga Bani (trah)

Silaturahmi ini merupakan pertemuan berbaga keluarga inti (keluarga  luas/ extended family). Maka bulan Syawal di masyarakat juga digunakan sebagai bulan untuk kegiatan silaturahmi orang-orang yang berasal dari satu garis keturunan (ayah atau ibu). Di Jawa dengan konsep kekerabatan yang "bilateral" (mengakui garis keturunan dari ayah dan ibu). Namun biasanya lebih cenderung dari garis ayah saja. Umumnya hanya sampai pada generasi ke empat (canggah) jika dihitung dari garis ayah. Dengan demikian orang-orang yang dikumpukan adalah yang berasal dari satu "canggah". Sebab melacak garis keturunan di atas canggah sudah relatif sulit.

4) Pondok Pesantren

Pada saat idul fitri biasanya semua santri dipulangkan ke rumah masing-masing. Pada saat mereka Kembali ke pesantren, biasanya diselenggarakan kegiatan silaturahmi antar santri. Santri putra berjabat tangan dengan ustadz dan teman-temannya, santri putri dengan ustadzah serta teman-teman.  Kemasan acaranya sama yaitu halal bi halal.

5) Masyarakat dalam berbagai tingkatan (RT, RW, Dusun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun