Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tengadahku

5 April 2024   07:23 Diperbarui: 5 April 2024   07:31 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Desir angin malam itu menyapa

Tengadahku di malam mulia yang penuh asa

Mengiba kepada sang penguasa jagat raya

Berharap sejuta berkah kepada-Nya

Dalam tengadahku

Aku coba meyeka air mata yang tumpah tanpa terasa

Jiwa ini menjerit, saat teringat aneka dosa dan dusta

Benda-benda langit malam itu seakan turut panjatkan doa

Tengadah hamba yang sedang berjuang bebaskan diri dari siksa neraka

(Catatan: Tidak tahu itu tulisan apa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun