Manusia diciptakan untuk beribadah. Sebab pada diri manusia diberikan anugerah yang lengkap dibanding makhluk yang lain. Salah satu kesempurnaanya adalah diberikannya hati dan akal. Melalui anugerah ini manusia bisa mengarahkan ucapan dan tindakannya bisa bermanfaat baik untuk dirinya maupun orang lain. Akalnya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan agar kualitas hidupnya bisa terjamin. Maka, sangat logis apabila manusia diperintah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ramadan adalah bulan ibadah. Bahkan aktivitas ibadah pada bulan ini mempunyai penghargaan jauh lebih banyak dibanding bulan lainnya. Oleh sebab itu bulan ramadan dapat digunakan sebagai bulan untuk meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas ibadah.
Dalam proses menjalankan ibadah tentu sesuai dengan aspek-aspek yang ada pada diri manusia. Seperti diketahui bahwa manusia diberikan bekal yang lengkap dibanding makhluk yang lain. Segenap komponen tersebut semestinya digerakkan untuk melakukan ibadah sebagai ungkapan syukur atas anugerah Yang Maha Pengasih. Â Setidaknya ada empat aktivitas ibadah yang dapat ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.
a) Ibadah Amaliyyah
Yaitu dimensi ibadah yang berkaitan dengan fisik. Sehingga bentuk ibadah yang dilakukan adalah memanfaatkan anggota tubuh. Ibadah salat dengan segenap rangkaiannya, puasa dengan segenap rangkaianya, haji dengan segenap rangkaianya, tentu menggunakan fisik untuk menjalankannya. Semua komponen tubuh mempunyai hak dan kewajibannya masing-masing. Sehingga fisik manusia juga mempunyai hak selain mendapatkan makanan yang sehat juga mempunyai kewajiban untuk digerakkan dalam rangka ibadah.
b) Ibadah Qauliyah
Yaitu ibadah dengan menggunakan aktivitas lisan. Jenis aktivitas ibadah ini berkaitan dengan ungkapan secara lisan terhadap eksistensi Allah SWT beserta sifat-sifat yang dimiliki. Hampir semua ibadah menggunakan lisan sebagai bagian yang penting dalam melakukan ibadah. Salat, haji juga menggunakan aktivitas lisan dalam memenuhi kelengkapan proses ibadah. Â Namun secara khusus ibadah lisan bisa dilakukan dengan membaca Al-Qur'an, melakukan zikir, melantunkan doa,dll. Aktivitas lisan pada kegiatan tersebut merupakan bentuk ibadah Qauliyah yang berkaitan dengan penajaman hati melalui lisan.
c) Ibadah Qolbiyyah
Yaitu ibadah dengan menggunakan aktivitas hati. Ibadah ini berkaitan dengan keyakinan seperti keimanan kepada Allah SWT, mencintai kepada-Nya, menyakini adanya rukun iman adalah bentuk ibadah qolbiyyah. Bentuk nyata ibadah hati antara lain seorang hamba memiliki rasa takut kepada Allah, mempunyai rasa cinta (mahabbah), mengharap kasih saya Allah (raja'), senang (raghbah), ikhlas, tawakkal dalam menjalani ketetapan Allah SWT. Ibadah jenis ini merupakan esensi setiap aktivitas ibadah. Sebab semua jenis ibadah hakikinya untuk membersihkan hati. Keberhasilan seorang hamba membersihkan hatinya akan berdampak pada kualitas hubungan vertical kepada Allah SWT maupun hubungan sesama.
Karakteristik jenis ibadah ini terletak pada upaya seorang hamba mengolah hatinya dengan berbagai jenis ibadah agar menjadi lembut. Sebab hati adalah penuntun semua aktivitas baik lisan, fisik maupun maaliyyah (harta). Hati menjadi penentu setiap hamba membangun orientasi hidup. Â