Peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi segenap komponen masyarakat. Semua komponen yang ada menunjukkan kreasinya dalam memperingati dan memeriahkan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia tersebut.
Salah satu komponen tersebut adalah Karang Taruna Perum Bhumi Menoreh di wilayah kecamatan Salaman kabupaten Magelang. Prakarsa dan pelaksana semua kegiatan dalam meperingati HUT RI 78 dilakukan oleh Karang Taruna. Walaupun kehadiran wadah remaja perumahan baru seumur jagung, namun kiprahnya tak dapat diragukan. Kiprahnya telah menunjukkan decak kagum segenap warga perumahan. Mengapa? Sebab selain varian kegiatan yang digelar beraneka ragam, juga keberhasilan dalam mengajak segenap warga untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diagendakan.
Kiprah Karang Taruna Perum Bhumi MenorehÂ
Hadirnya anak-anak remaja komplek perumahan Bhumi Menoreh dalam wadah Karang Taruna telah memunculkan dinamika social masyarakat yang terus melahirkan resonansi munculnya berbagai kegiatan di lingkungan perumahan. Kehadirannya seakan merubah wajah warga perumahan menjadi lebih cerah dibandingkan sebelum kehadirannya.
1. Hadirnya anak-anak remaja komplek perumahan Bhumi Menoreh dalam wadah Karang Taruna telah memunculkan dinamika social masyarakat yang terus melahirkan resonansi munculnya berbagai kegiatan di lingkungan perumahan. Kehadirannya seakan merubah wajah warga perumahan menjadi lebih cerah dibandingkan sebelum kehadirannya.Memprakarsai Kegiatan lomba anak-anak
Dalam upaya menginternalisasikan nilai-nilai kemerdekaan, mereka memprakarsai danya kegaiatan lomba untuk anak-anak usia TK maupun SD/SMP. Dari kegiatan makan krupuk, memasukkan pensil dalam botol maupun jenis permainan lainnya. Kegiatan tersebut menjadi wadah anak-anak untuk bersosialisasi melalui keikutsertaan di berbagai perlombaan.
2. Memprakarsai Keikutsertaan Remaja dalam Kegiatan lomba Tingkat Desa
Karang Taruna juga berhasil mengantarkan duta remajanya meraih juara II Lomba Fashion Show tingkat Desa. Uniknya dua remaja yang menjadi utusan tersebut berpakaian Adat Dayak yang semua asesorisnya dibuat dari barang-barang bekas (kerdus, plastik sabun mandi, dll). Langkah ini menunjukkan bukti adanya langkah yang inspiratif dan imajinatif.
3. Memprakarsai kegiatan Tasyakuran Malam 17 Agustusan