Bagi umat Islam (jamaah haji) Arafah adalah tempat yang istimewa. Sebab Arafah menjadi puncak pelaksanaan ibadah haji. Arafah juga merupakan tempat mustajab bagi terkabulnya doa. K
eistimewaan berikutnya adalah disunahkanya puasa Arafah bagi umat Islam yang tidak berhaji. Peristiwa demikianlah yang menjadi keistimewaan puasa Arafah.
Mengingat adanya keistimewaan puasa Arafah, maka umat Islam yang menjalankan puasa sunah Arafah akan memperoleh multimanfaat bagi peningkatan kualitas jiwanya. Bahkan secara hakiki, puasa Arafah merupakan salah satu jalan yang bisa digunakan untuk menapaki jalan makrifat, yaitu suatu sikap jiwa yang dapat merasakan adanya resonansi ruh Ilahi Rabbi.
Mengungkap 4 Esensi Puasa Arafah
Puasa Arafah terkait secara langsung peristiwa wukuf di Arafah, maka esensi puasa Arafah  juga berkaitan erat dengan sisi keistimewaan Arafah yang dijadikan sebagai puncak ibadah haji. Setidaknya ada empat esensi yang bisa diuangkap dalam pelaksanaan puasa sunah Arafah:
1) Muhasabah (insprospeksi diri)
Puasa Arafah mempunyai nilai esensial yaitu proses muhasabah. Dengan kata lain, melalui puasa Arafah umat Islam diasah hatinya untuk melakukan instrospeksi tentang kotoran-kotoran jiwanya.Â
Melalui proses muhasabah ini umat Islam dilatih untuk belajar mengasah hatinya mengakui dosa-dosa yang pernah diperbuat, selanjutnya membangun komitmen masa depan dengan langkah-langkah memperbaiki kesalahan masa lalu dan berusaha tidak melakukan dosa-dosa baru.Â
Proses demikianlah yang dilakukan oleh nabi Adam di padang Arafah. Maka puasa sunah Arafah hakikinya mengasah hati untuk melakukan muhasabah diri. Â Â
2) Penyucian Jiwa