Menjadi guru profesional itu idaman. Namun untuk menuju tahta profesi tersebut banyak hal yang wajib diketahui, dipahami dan diresapi oleh guru. Bukan sekedar menguasai materi pelajaran, merancang metode, media, pendekatan maupun model pembelajaran, namun juga keterampilan untuk memahami "medan perjuangan guru" yaitu kelas (baik inclass learning maupun outingclass learning). Medan tersebut sering kita sebut dengan keterampilan mengelola kelas.
Sekilas hal tersebut sederhana dan sering dipandang remeh oleh sebagian guru. Bahkan keterampilan tersebut sering tidak diketahui dan dipahami oleh guru. Apa dampaknya ketika guru tidak mampu melakukan pengelolaan kelas dengan baik?Â
Setidaknya akan terjadi kondisi kelas yang tidak kondusif, stagnan dan menjemukan. Pengalaman di lapangan yang sering dirasakan guru antara lain: kelas gadoh akibat ulah beberapa siswa yang "caper", kelas tidak dinamis (ditanya tidak menjawab, diminta bertanya juga tidak memberikan respon), siswa kita kelihatan sudah jenuh di kelas, banyak siswa yang ngantuk dan kelelahan, bahkan yang lebih parah lagi kondisi kelas yang sebenarnya "menolak kehadiran kita".Â
Semua kondisi demikian tentu sudah pernah dialami oleh guru. Secara khusus bagi penulis, hal tersebut merupakan oleh-oleh ketika sedang berada di depan siswa maupun saat menemani teman-teman seprofesi di depan kelas baik sebagai asesor PKG maupun sebagai supervisor di kelas.
Kondisi kelas yang diuraikan tersebut terjadi sebagai akibat guru "lalai atau kilaf" bahkan "a priori" tentang keterampilan yang harus dimiliki dalam mengelola kelas agar kelas yang dikelola menjadi kelas yang dinamis, produktif dan menjadi lahan yang menantang kreativitas dan kemampuan berpikir kritis siswa. Sekali lagi, kuncinya adalah kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas.Â
Pengelolaan kelas adalah salah satu keterampilan, maka tugas guru adalah mengetahui, memahami, mendalami dan mempunyai kemampuan mengidentifikasi kondisi kelas yang sedang dan akan dikelola. Pendek kata, guru harus mau belajar tentang keterampilan tersebut agar dapat menjadi penopang keberhasilan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
4 Prinsip yang perlu dipahami guru dalam Aktivitas Mengelola kelas
- Kehangatan, yaitu kemampuan guru menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Suasana kehangatan akan terlihat pada sikap guru yang selalu melakukan "senyum dan sapa" kepada semua siswanya. Indikasi kelas yang menyenangkan antara lain bebas dari rasa takut dan cemas dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Pendek kata siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan rasa riang gembira. Â
- Antusias, yaitu pengelolaan kelas yang ditandai dengan spirit dan motivasi guru yang maksimal. Sikap antusias tersebut ditandai dengan adanya inisiatif, selalu terlibat dalam semua aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa, mempunyai integritas,dll. Pengelolaan ini ditandai dengan kesiapan materi, skenario pembelajaran, instrumen kelengkapan pembelajaran.
- Variatif, yaitu pengelolaan kelas yang dilakukan secara variasi. Dalam hal ini guru menyusun aneka langkah dalam melakukan pengelolaan kelas. Selain kesiapan tentang materi dan segenap strategi nya, guru juga perlu menyusun langkah-langkah dinamika kelas seperti aneka game edukatif, dll. Â
- Memberikan tantangan, yaitu memberikan masalah-masalah yang bersifat problematik serta tugas-tugas yang harus dipecahkan oleh siswa. Tantangan demi tantangan yang berhasil dilakukan guru akan melatih siswa berpikir kreatif dan kritis.
Uraian di atas lebih bersifat teoritis. Namun secara iplementatif, guru akan mampu melahirkan pengelolaan kelas yang baik apabila berpegang pada prinsip "ibadah" dalam menjalani profesinya.Â
Prinsip inilah yang mendorong guru tulus dan ikhlas melakukan semua kegiatan pembelajaran secara maksimal (khususnya dalam melakukan pengelolaan kelas). Makin berkualitas langkah yang dilakukan, makin menunjukkan kualitas tentang nilai ibadah yang dilakukan.