Dari dulu hingga sekarang, sepakbola memang menjadi olahraga yang selalu memancing keributan, komptetisi gengsi dan adu nama besar, bahkan akhirnya sepakbola menjadi simpul perkelaian baik antar supporter maupun antar pemain.Â
Akupun sejak kecil selain senang menonton sepak bola juga senang bermain sepak bola. Bertanding lintas klub di kampung menjadi acara rutin periodik yang selalu digelar oleh masyarakat. Sehingga sepakbola bagi masyarakat desaku menjadi olah pupuler yang digemari.
Namun, jangan dibayangkan kalau bolanya seperti sekarang. Bola terbuat dari pelepah pisang yang sudah kering dan daun pisang yang sudah kering. Orang kampungku menyebut "debog garing".Â
Daun pisang dan pelepah dijadikan isi, sedang pelepah yang kering Sebagian diambil untuk dijadikan tali perajut daun dan pelepah yang sudah dibuat seperti bola. Maka kekuatan bola tentu tidak bisa lama, sehingga kalau pertandingan even semifinal atau final harus menyiapkan cadangan yang agak banyak.
Kampung halaman adalah magnet bagi semua warganya. Banyak cerita tentang segala hal yang tersimpan di sana. Makanan khalas desa, bermain petasan, bercanda dengan teman, berkelai dengan teman, berbagi makanan, bahkan cerita unik menggelikan yang juga terukir dalam memori saat sudah tua.Â
Selain sebagai tanah kelahiran, kampung halaman juga menyimpan rekam jejak setidaknya sejak kecil sampai remaja. Maka kampung halaman selain menjadi spirit, juga menyimpan cerita unik saat berinteraksi dengan teman sepermainan. Kondisi inu menambah suasana kangen dengan kampung halaman. Â Secara khusus kenangan atas tindakan yang unik dan menggelikan.
Namaku Viral Gegara "Gigit Telinga Lawan" saat Sepak bola
Suatu hari ada pertandingan sepak bola antar kelompok di desaku. Ada beberapa kelompok sepak bola yang selalu muncul di arena pertandingan dengan lapangan menggunakan jalan kampung yang relatif lebar.Â
Seingatku, momen ini terjadi ketika aku masih sedolah di SD kelas 6. Sekitar tahun 1976 an. Biasanya aku menjadi salah satu penyerang di tim-ku. Aku sering memasukkan bola ke gawang lawan. Maka aku termasuk penyerang yang perlu dijinakkan oleh lawan-lawan tim-ku.
Pertandingan biasanya digelar sore hari setelah salat ashar. Kalau hari-hari biasa tim-tim yang bertanding tidak sebanyak pada saat diadakan pertandingan sekelas even tujuh belasan atau even-even lain yang memang sengaja digelar. Maklumlah, sepakbola adalah salah satu hiburan masyarakat desaku. Maka ketika pertandingan digelar; Â anak-anak, tua muda, laki dan perempuan banyak yang tumpah ruah di jalanan desa. Mereka duduk di pagar batu bata yang ada di sebelah kiri dan kanan jalan tempat kami bertanding.