Berpikir kritis merupakan salah satu unsur dalam profil pelajar Pancasila. Maka salah satu tugas penting guru dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan berpikir kritis peserta didik. Berpikir kritis merupakan salah satu kunci bagi peserta didik dalam mencermati masalah dan memecahkannya. Sehingga kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan peserta didik sebagai bekal kehidupan kelak.
Dalam paparan unsur Profil Pelajar Pancasila diperoleh penjelasan bahwa bernalar kritis dijelaskan mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses informasi, mengevaluasinya, hingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya. Peserta didik juga mampu menyaring informasi, mengolahnya, mencari keterkaitan berbagai informasi, menganalisa serta membuat kesimpulan berdasarkan informasi tersebut.
Dengan demikian berpikir kritis merupakan kemampuan yang membutuhkan langkah pembelajaran tidak saja bervariasi, namun juga dibutuhkan langkah yang inovatif dan kreatif, serta penerapan model pembelajaran yang relevan dalam proses pembelajaran.
Dengan kata lain ada tuntutan profesional guru dalam menjalankan tugasnya yaitu melatih dan mengembangkankan potensi berpikir kritis peserta didik. Oleh sebab itu guru juga dituntut memahami aneka metode, media maupun pendekatan dan model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan berpikir kritis peserta didik.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru adalah menerapkan Creatif Problem Solving (CPS) yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan peserta didik kreatif dalam memecahkan masalah.
Konsep Creatif Problem SolvingÂ
Pada awalnya CPS dikenalkan sebagai metode untuk memecahkan masalah secara kreatif pada perusahaan. Tujuannya agar para karyawan mempunyai kreativitas yang tinggi (Huda,2016).
Sedangkan kata kreatif dalam konteks pembelajaran lebih merujuk kepada proses berpikir. Siswono (2008) berpikir kreatif dijelaskan sebagai kemampuan peserta didik dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau metode yang bervariasi. Menurut Conny Semiawan (Suryosubroto,2009) berpikir kreatif mempunyai ciri antara lain: dorongan ingin tahu besar, sering mengajukan pertanyaan, memberikan banyak gagasan, mempunyai pendapat sendiri, tidak mudah terpengaruh orang lain, daya imajinasi kuat.
Dengan demikian CPS merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan adanya masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Masalah yang dipecahkan bisa berupa paparan kasus yang terjadi, data yang merupakan hasil penelitian, gambar, dll.
Secara teoritis CPS mempunyai beberapa kelabihan:
- Melatih siswa memecahkan masalah sosial di masyarakat;
- Melatih siswa berpikir kreatif dalam memecahkan masalah sosial di masyarakat;
- Melatih siswa berpikir konstektual dan kontrukstif;
- Melatih siswa menemukan ide-ide atau langkah baru
- Mendorong keaktifan siswa dalam memecahkan masalah sehingga pada giliranya akan mendorong siswa berpikir kritis terhadap materi yang dibahas;
- Dapat melibatkan banyak siswa berpartisipasi dalam pembelajaran;
- Dapat mendorong siswa aktif bertanya baik kepada teman atau guru;
- Dapat mendorong siswa aktif menjawab pertanyaan, baik dari teman maupun guru.
Karakteristik
Menurut Huda (2016) CPS mempunyai karakteristik antara lain:1).Adanya masalah yang akan dibahas, 2).Adanya langkah/strategi pemecahan masalah 3).Pemecahan masalah dengan proses berpikir kreatif. Selanjutnya Sani (2015) menambahkan bahwa karakteristik CPS adalah pembelajaran berorientasi pada investigasi dan penemuan berdasar problem solving.
Mengapa penerapan CPS dalam pembelajaran dapat meningkatkan berpikir kritis? Ada beberapa hal yang bisa dijadikan alasan:
1) Sesuai dengan karakteristiknya, CPS adalah proses pembelajaran yang melatih peserta didik memecahkan masalah secara kreatif. Melalui proses inilah, peserta didik akan dilatih berpikir cermat, teliti serta mampu menyaring informasi, mengolahnya, mencari keterkaitan berbagai informasi, menganalisa serta membuat kesimpulan berdasarkan informasi tersebut.
2) Proses berpikir kreatif dalam memecahkan masalah akan mendorong peserta didik berpikir kontekstual. Proses berpikir demikian pada giliranya dapat mendorong peserta didik berpikir analitik dan problematic. Proses berpikir yang analitik dan problematic merupakan kunci penting dalam mengembangkan berpikir kritis.
3) Berpikir kreatif dan berpikir kritis mempunyai kedekatan komponen. Berpikir kreatif ditandai dengan kemampuan memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak untuk mengatasi berbagai persoalan. Sedangkan berpikir kritis ditandai dengan kemampuan menproses informasi, mengevaluasi serta mengolah informasi, menganalisis serta menarik kesimpulan berdasar informasi yang diperoleh. Maka CPS merupakan langkah strategis meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Beberapa Langkah CPS agar dapat Meningkatkan Berpikir Kritis
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan agar penerapan CPS dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
- Penemuan fakta  yaitu menemukan fenomena nyata yang ada
- Penemuan masalah yaitu berupa himpunan masalah dan pertanyaan kreatif yang perlu dipecahkan
- Penemuan gagasan yaitu menjaring sebanyak mungkin alternatif jawaban dalam pemecahan masalah
- Penemuan jawaban yaitu menemukan jawaban yang sudah direncanakan
- Penentuan kelebihan dan kelemahan gagasan pemecahan masalah
- Pengambilan kesimpulan yaitu mengambil kesimpulan dari berbagai pikiran kreatif pemecahan masalah
Keberhasilan guru meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didiknya merupakan mimpi indah bagi setiap pribadi guru. Sebab keberhasilan tersebut membuktikan bahwa guru telah memberikan bekal yang istimewa kepada peserta didik ketika kelak terjun di masyarakat. Namun mewujudkan hal tersebut memerlukan kesadaran dan kesiapan kita mengasah pisau kompetensi professional kita sebagai guru.
Referensi:
- Huda,Miftahul.2016.Teknik-Teknik Pengajaran dan Pembelajaran : Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogjakarta.Pustaka Pelajar.
- Sani,Abdullah,Ridwan.2015. Inovasi Pembelajaran.Jakarta.Bumi Aksara
- Siswono,Tatag.2008. Teknik  Pembelajaran Matematika berbasis Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.Surabaya.Unesa
- Suryosubroto.2009.Proses Belajar Mengajar.Jakarta.PT Rineka Cipta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H