Gunung Kidul tidak hanya menyuguhkan destinasi wisata alam berupa pantai yang sudah melegenda, namun juga mempunyai asset wisata alam yang tidak kalah menarik.Â
Bedanya ketika kita berwisata di pantai, sejauh mata memandang selalu terhampar ombak air yang tiada batas.
Namun ketika kita berwisata di gunung api purba, apa yang dapat kita saksikan? Yaitu onggokan batu-batu besar yang terhampar dari bawah sampai ke atas, dari kiri sampai ke kanan.Â
Semua pemandangan yang nampak adalah batu-batu besar. Semua segmen yang ada di lokasi wisata juga selalu berhimpitan dengan batu-batu besar.
Sekilas Informasi Ekologi Gunung Api Purba Nglanggeran
Wisata ekologi gunung api purba Nglanggeran berlokasi di desa Nganggeran Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul. Gunung api purba Nglanggeran berada dalam sub zona Baturagung Range.Â
Gunung purba ini secara geologis berumur tersier atau berkisar 70 juta tahun yang lalu. Jenis batuannya adalah batu andesit. Batuan jenis ini termasuk jenis batuan yang keras. Warna batuan adalah hitam. Â (Sumber:Jasa Layanan Ekowisata Nglanggeran).
Berdasar jenis dan warna batunya, membuktikan bahwa batuan ini mempunyai perbedaan karakter dibanding dengan jenis batuan pada umumnya di wilayah Gunungkidul yaitu batu kapur berwarna keputihan.Â
Berdasar umurnya, jenis batuan gunung api Nglanggeran termasuk jenis gunung api purba yang belum ada tanda-tanda kehidupan manusia.Â
Sebab perkiraan ada tanda kehidupan manusia pada kala Pleistosin yang diperkirakan antara 3 juta s.d. 10 ribu SM. (Sejarah Nasional Indonesia Jilid I: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1975).
Hal tersebut menunjukkan bahwa terbentuknya gunung api purba Nglanggeran lebih tua dibanding sejarah kehidupan manusia. Sebab dalam catatan sejarah kehidupan manusia mulai ada sejak kala Pleistosin.
Yang Unik dan Menarik Berwisata di Gunung Api Purba
1) Bentuk dan ukuran batuan
Sebagai obyek wisata, pengunjung akan disuguhkan pada pemandangan tentang batu-batu yang besar-besar yang tertata secara berhimpitan.Â
Batu-batu besar tersebut memberikan imajinasi pengunjung tentang proses terjadinya gunung api purba yang proses terjadinya telah meninggalkan batuan-batuan besar yang terhampar di obyek wisata gunung api purba Nglanggeran.
Layaknya kita berwisata di laut, kita melihat hamparan lautan tanpa tepi. Di obyek gunung api purba ini, kita juga melihat hamparan batu-batu besar yang seakan tidak bertepi.
Apalagi jika mengaitkan obyek tersebut dengan proses terjadinya manusia. Akan lebih menarik lagi. Sebab angka tahun geologis gunung api purba Nglanggeran lebih tua disbanding kala Pleistosin yang pada saat itu diduga kuat baru ada tanda-tanda kehidupan manusia.Â
Maka betapa dahsyatnya proses pembentukan gunung api purba Nglanggeran pada saat itu yang diakibatkan oleh gerak bumi yang masih sngat labil dan terjadinya gerak vulkanik dengan intensitas relative tinggi. Sehingga diduga kuat belum ada kehidupan umat manusia.
Jadi, berwisata ke sini kita bisa belajar geologi, kehidupan masa pra sejarah maupun vulkanologi. Yang jelas menarik untuk wisata ilmu.
2) Nuansa batu-batu besar berada menghiasi setiap segmen yang ada di sekitar lokasi wisata
Mengingat lokasi wisata gunung api purba ini cukup luas, maka setiap segmen yang dibangun semua berlatang belakang dan bernuansakan batu-batu besar.Â
Tempat istirahat pengunjung, terminal, areal outbound, dll juga tidak lepas dari nuansa batu-batu besar.
Sebagai obyek wisata, Nglanggeran tidak hanya mempunyai keunikan, Â namun juga menarik sebagai wisata ilmu. Sebab di san akita bisa belajar tentang geologi, pra sejarah, geografi, vulkanologi serta ilmu lain yang terkait.Â
Guna mengembangkan berpikir kritis dan kreatif peserta didik, obyek ini bisa dijadikan sebagai tujuan pelaksanaan projec based learning yang bersifat lintas mata pelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H