Project Based Learning (PjBL) diharapkan menjadi salah satu pilar penyangga keberhasilan Kurikulum Merdeka. Mengapa?Â
Pelaksanaan PjBL mempunyai kemanfaatan yang kompleks bagi pengembangan kompetensi peserta didik baik kecerdasan intelektual maupun kecerdasan sosial. Maka tidak berlebihan apabila PjBL dianggap sebagai jembatan strategis mengasah kecerdasan ganda peserta didik.
Oleh sebab itu guru sebagai ujung tombak pencapaian tujuan kurikulum, dituntut selain memahami konsep juga langkah-langkah implementasinya. Mengapa demikian?Â
Sebab keberhasilan guru dalam mendesain pembelajaran dengan model PjBL ini akan mengantarkan munculnya segenap pesona aktivitas peserta didik baik pengembangan kecerdaan intelektual maupun kecerdasan sosialnya. Semua pesona tersebut akan menjadi investasi masa depan bagi peserta didik baik sebagai personal maupun sebagai bagian dari anak bangsa.
Di lain pihak guru sebagai sutradara dalam pembelajaran juga dituntut menjadi aktor yang kreatif, inovatif dan kritis. Sebab output implementasi model PjBL adalah suatu produk pembelajaran yang dalam mewujudkannya banyak aktivitas, baik yang bersifat intelektual, emosional maupun sosial.Â
Dengan kata lain produk hasil kegiatan merupakan hasil inovasi, kreativitas, berpikir kritis, dan kerja sama baik guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik (apabila PjBL dirancang secara kelompok).
Tulisan ini tidak akan mengulas PjBL secara konsep-teoritis, sebab sudah banyak konsep maupun teori yang membahasnya. Namun akan berbagi pengalaman tentang penerapan PjBL di sekolah dengan model lintas mata pelajaran.Â
Sebab pada umumnya kegiatan demikian hanya berbentuk laporan hasil pengamatan. Maka belum kegiatan tersebut belum bisa dijadikan kacamata untuk melihat aneka pesona kompetensi peserta didik secara maksimal dan variatif
Penerapan PjBL lintas Mata Pelajaran