Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Menerapkan Problem Based Learning dalam PTM Terbatas?

13 Februari 2022   08:41 Diperbarui: 14 Februari 2022   14:13 2315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penerapan problem based learning. Sumber: Pixabay.com

Pandemi telah menorehkan sejuta cerita dalam aktivitas pembelajaran. Dinamika pembelajaran dari PJJ sampai diterapkannya PTM terbatas menjadi cerita dan tantangan tersendiri bagi guru dan aktivitasnya dalam memberikan layanan pembelajaran.

Di tengah kondisi apapun, akhirnya guru juga dituntut untuk memberikan langkah-langkah professional dalam menyikapi kondisi pandemi. Langkah tersebut tentunya berkait dengan penerapan metode, media maupun model pembelajaran yang dapat membekali nalar peserta didik berkembang lebih kreatif dan inovatif, selain melakukan transfer of value.

Penerapan metode yang bersifat eksploratif, media pembelajaran yang fungsional maupun pemilihan model yang tetap brorientasi Pengembangan berpikir tingkat tinggi (HOTs) hendaknya tetap menjadi kebutuhan guru dalam memberikan layanan pembelajaran. 

Walau disadari bahwa segenap metode, media maupun model pembelajaran tidak mungkin dapat dijalankan sepenuhnya sesuai teorinya.Sebab kondisi pandemi proses pembelajaran baik waktu, tempat, kondisi psikologis peserta didik maupun guru tentu berbeda dibandingkan kondisi sebelum pandemic.  Namun seberapapun tingkat keberhasilan metode, media maupun model pembelajaran tetap disesuaikan dengan situasi dan kondisi pandemi.

sumber: www.dosenpendidikan.co.id
sumber: www.dosenpendidikan.co.id

Tulisan ini akan mengulas tentang penerapan salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik berpikir inovatif, kreatif dan kritis yaiti model pembelajaran Problem Based Learning. Dalam teorinya, model dianggap sebagai salah satu pilar untuk mengembangkan peserta didik berpikir tingkat tinggi. Sebab karakteristik PBL adalah adanya "masalah" yang dijadikan instrumen dalam mengembangkan daya nalar peserta didik.

Namun, apakah selama PTM terbatas model tersebut dapat diterapkan? Untuk memberikan jawaban pertanyaan tersebut akan disampaikan praktik empiris di lapangan bahwa PBL bisa diterapkan, namun dengan penyesuaian-penyesuaian.

Sintak PBL (Teori dan Adaptasi)

sumber:dokpri
sumber:dokpri

Keterangan: 

  • Kegiatan pemecahan masalah secara kelompok diganti dengan pemecahan secara individual
  • Presentasi hanya dilakukan beberapa peserta didik saja (4 s.d.5) dilanjutkan tanggapan maupun pertanyaan
  • Guru memfasilitasi jalannya presentasi dan dialog antar peserta didik agar yang di rumah dan di kelas secara merata dapat berpartisipasi dalam proses tanya jawab.

Menyusun masalah

Salah satu kesulitan guru dalam menerapkan PBL adalah menyusun masalah. Secara teori masalah bisa berupa video, kliping koran maupun disusun sendiri oleh guru. Masalah disusun berdasar KD yang sedang dibahas oleh guru. Masalah dibuat yang bersifat kontekstual. 

Secara teori karakteristik dasar PBL adalah adanya 'masalah' yang diberikan guru untuk dibahas, dianalisis, dipecahkan oleh peserta didik. Oleh sebab itu tingkat kompleksitas masalah yang disusun guru akan mendorong konteks persoalan masalah tersebut yang mempunyai "daya tarik". Selain itu langkah pemecahan masalah yang dirancang oleh guru harus juga menantang peserta didik untuk berpikir. Maka langkah pemecahan masalah harus bersifat problematik dan analitik.

Contoh Masalah

1). Mapel PAI Kelas XII 

Perkawinan dalam Islam dan Dinamika Sosial Budaya

Perkawinan dalam agama Islam memang dianjurkan. Sebab melalui perkawinan akan melahirkan generasi penerus agama, keluarga, masyarakat dan bangsa. Islam menetapkan aturan main/ syarat perkawinan yang tegas berdasar ajaran Islam. Aspek keagamaan, "bibit, bobot dan bebet" menjadi hal yang juga dipertimbangkan. Seiring dengan dinamika masyarakat yang kian mengglobal, maka fenomena perkawinan lintas suku juga marak terjadi.

a. Carilah dari beberapa sumber untuk menjawab syarat-syarat perkawinan menurut Islam

b. Bibit, bobot dan bebet adalah salah satu konsep perkawinan masyarakat Jawa

  1. Mengapa orang Jawa berpandangan demikian?
  2. Sesuaikah konsep tersebut dengan pandangan Islam?

c. Perkawinan lintas suku sudah banyak ditemukan di masyarakat.

  1. Apa saja masalah yang pasti akan muncul dalam proses tersebut?
  2. Bagaimana agar proses perkawinan tersebut sesuai dengan tuntunan ajaran Islam?

2). Sosiologi Kelas XII 

Konflik Wadas

Belum lama ini (8 Februari 2022) masyarakat Desa Wadas Kecamatan Bener Purwirejo viral. Bukan akibat ditemukannya situs Purbakala, namun dipicu pada penolakan warga atas penambangan batu andesit yang menjadi salah satu aset warga desa. 

Konflik yang juga melibatkan aparat kepolisian dalam jumlah yang besar menimbulkan suasana mencekam. Apalagi ada sejumlah warga yang menolak penambangan diamankan oleh kepolisian setempat. Betapapun konflik tersebut harus segera diselesaikan, agar warga dapat segera hidup normal kembali.

  1. Coba kalian ungkap secara menyeluruh penyebab konflik tersebut!
  2. Menurut anda, siapa saja yang salah sehingga terjadi konflik tersebut? Berikan alasannya masing-masing.
  3. Bagimana cara untuk menyelesaikan konflik tersebut agar masyarakat desa Wadas segera dapat hidup damai dan penuh kekeluargaan lagi?

3) Sejarak Kelas XII

Sosok Gorbachev

Siapa yang tidak mengenal sosok Gorbachev? Sosok ini bukan sekedar pemenang pemilu di Uni Soviet, namun juga pembaharu bagi kehidupan politik di Uni Soviet. Pembaharuan yang diberi nama Glasnot dan Perestorika menjadi jalan revolusi baru bagi Uni Soviet. Namun "kail politik" Gorbachev tanpa disadari membuat Uni Soviet mengalami perpecahan besar-besaran, sebab banyak negara bagiannya yang melepaskan diri.

  1. Coba kalian analisis prinsip Glasnot dan Perestorika yang diinginkan oleh Gorbachev?
  2. Mengapa Glasnot dan Perestorika mengalami kegagalan?
  3. Bagaimana pendapat kalian tentang sosok Gorbachev, apakah dia pahlawan atau pengkianat bangsanya?

Langkah-langkah PBL dalam PTM Terbatas

1). Pra Pembelajaran

a. Mengidentifikasi KD

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan KD yang memungkinkan untuk diterapkan model PBL. Sebab masing-masing KD mempunyai tingkat kompleksitas yang berbeda.

b. Membagikan resume kepada semua peserta didik

Sekali lagi, langkah ini merupakan upaya guru memberikan pengetahuan awal kepada peserta didik. Dalam penerapan PBL, pengetahuan awal bagi peserta didik mempunyai arti penting sebagai pijakan untuk mengembangkan nalar kritisnya.

c. Menyusun "masalah" yang akan dijadikan sebagai basis pembelajaran dengan model PBL. Secara teori masalah bisa berupa potongan koran, video, artikel dll. Namun guru juga boleh menyusun sendiri. (Keterangan: masalah dibagi secara individual. Sebab untuk menghindari kerumunan. Maka pemecahan masalah bersifat individual. Dipresentasikan dan ditanggapai secara bergantian).

d. Menyusun strategi pengeloaan kelas (rumah-kelas) agar penerapan PBL dapat berjalan efektif efisien

  • Mengomunikasikan kepada semua peserta didik pada pembelajaran sebelumnya
  • Mengingatkan peserta didik yang belajar di rumah agar mengikuti sampai akhir pembelajaran
  • Menyampaikan informasi bahwa penerapan PBL tidak menggunakan diskusi, namun tanya jawab
  • Memotivasi agar dalam pembelajaran yang akan dijalankan semua peserta didik berani bertanya, menjawab maupun menaggapi Keterangan : minimal 2 pertemuan agar pelaksanaan lebih maksimal

2) Pembelajaran

  • Guru membagikan resume materi
  • Guru membagikan masalah
  • Guru meminta secara individu memecahkan masalah
  • Guru menunjuk beberapa peserta didik (rumah-kelas) untuk presentasi
  • Guru mengatur diskusi/dialog  antar peserta didik (di rumah-di kelas) untuk membahas masalah yang dipresentasikan
  • Guru besama peserta didik mengambil kesimpulan

Paparan di atas merupakan iktiar untuk menerapkan model-meodel pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih, membekali  daya nalar peserta didik berpikir analitik dan problematik. Namun model tersebut harus disesuaikan dengan dengan kondisi riil yang sekarang dihadapi. Sehingga implementasi model tidak bisa seratus persen sesuai sintak yang direkomendasikan. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun