Pandemi telah menorehkan sejuta cerita dalam aktivitas pembelajaran. Dinamika pembelajaran dari PJJ sampai diterapkannya PTM terbatas menjadi cerita dan tantangan tersendiri bagi guru dan aktivitasnya dalam memberikan layanan pembelajaran.
Di tengah kondisi apapun, akhirnya guru juga dituntut untuk memberikan langkah-langkah professional dalam menyikapi kondisi pandemi. Langkah tersebut tentunya berkait dengan penerapan metode, media maupun model pembelajaran yang dapat membekali nalar peserta didik berkembang lebih kreatif dan inovatif, selain melakukan transfer of value.
Penerapan metode yang bersifat eksploratif, media pembelajaran yang fungsional maupun pemilihan model yang tetap brorientasi Pengembangan berpikir tingkat tinggi (HOTs) hendaknya tetap menjadi kebutuhan guru dalam memberikan layanan pembelajaran.Â
Walau disadari bahwa segenap metode, media maupun model pembelajaran tidak mungkin dapat dijalankan sepenuhnya sesuai teorinya.Sebab kondisi pandemi proses pembelajaran baik waktu, tempat, kondisi psikologis peserta didik maupun guru tentu berbeda dibandingkan kondisi sebelum pandemic. Â Namun seberapapun tingkat keberhasilan metode, media maupun model pembelajaran tetap disesuaikan dengan situasi dan kondisi pandemi.
Tulisan ini akan mengulas tentang penerapan salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik berpikir inovatif, kreatif dan kritis yaiti model pembelajaran Problem Based Learning. Dalam teorinya, model dianggap sebagai salah satu pilar untuk mengembangkan peserta didik berpikir tingkat tinggi. Sebab karakteristik PBL adalah adanya "masalah" yang dijadikan instrumen dalam mengembangkan daya nalar peserta didik.
Namun, apakah selama PTM terbatas model tersebut dapat diterapkan? Untuk memberikan jawaban pertanyaan tersebut akan disampaikan praktik empiris di lapangan bahwa PBL bisa diterapkan, namun dengan penyesuaian-penyesuaian.
Sintak PBL (Teori dan Adaptasi)