1. Guru pada tahap Syariat
Apabila seorang sufi menjalankan ibadah karena perintah dan larangan, maka pada tahap ini seorang guru juga demikian. Guru pada tahap ini juga menjalankan tugasnya baru berorientasi pada upaya untuk memenuhi aturan yang telah digariskan. Tahap ini ditandai dengan kegiatan guru menjalankan semua perintah dan larangan yang sudah ditetapkan. Sehingga guru pada tahap ini baru pada tahap menggugurkan kewajiban. Tahap ini bisa disebut tahap formalitas.
2. Guru pada tahap Hakikat
Seorang sufi pada tahap ini sudah mulai mampu mengungkap makna dari aturan yang ditetapkan. Maka guru pada tahap ini sudah mulai memahami isi aturan maupun larangan. Guru juga sudah mulai mengerti maksud dan tujuan perintah dan larangan yang ditetapkan. Selanjutnya pada tahap ini guru juga sudah mulai merasakan kebermanfaatan profesi yang disandang baik untuk dirinya maupun orang lain.Â
Dengan kata lain pada tahap hakikat ini guru sudah mampu mengungkap makna dibalik tugas yang dijalankan berdasar aturan yang telah digariskan. Sang guru sudah mulai meresapi dan menginternaliasi nilai-nilai fundamental pada profesi yang disandangnya. Pada tahap ini guru sudah mulai merasakan pentingnya usaha maksimal memberikan layanan pembelajaran kepada peserta didiknya. Pada tahap ini pula guru tidak hanya mulai berjuang untuk melakukan tranfer of knowledge secara maksimal, namun juga sudah mulai berjuang memosisikan dirinya sebagai teladan bagi peserta didiknya.
3. Guru pada tahap Tarikat
Seorang sufi pada tahap tarikat ditandai dengan penemuan jalan kebenaran menuju kepada sang Khaliq. Getar lisan, perilaku dan tindakannya mengulang secara terus menerus perintah yang dijalankan akhirnya memberikan petunjuk jalan kebenaran hidup yang diinginkan. Maka guru pada tahap ini juga sudah ditandai dengan langkah menemukan jalan kebenaran pikiran dan hatinya dalam menjalankan tugas profesinya sebagai guru.
Rasa bangga berprofesi guru sudah mulai dirasakan. Sehingga etape tarikat bagi guru adalah kemampuan guru menemukan format layanan pembelajaran yang berbeda standar kualitasnya dibanding etape sebelumnya. Maka pada tahap ini guru sudah berusaha menemukan jalan sebagai bukti bangganya sebagai guru. Karya-karya profesi sebagai wujud kebanggaanya sudah mulai nampak sebagai testimoni keteladanan profesi baik kepada peserta didiknya maupun teman-teman sejawatnya.
Pada tahap tarikat, guru sudah memulai menemukan langkah untuk menjalankan tugasnya dengan mencoba beberapa cara atau strategi baru. Tentu saja langkah atau strategi yang dijalankan belum tentu berhasil. Namun pada tahap ini sudah muncul keinginan guru dalam menjalankan tugasnya dengan sentuhan inovasi dan kreasi berdasar kemampuannya. Inovasi, kreasi, prakarsa  peningkatan mutu profesinya menjadi jalan yang ditempuh sebagai bagian rasa syukurnya kepada sang Khaliq.
Pengulangan, pembiasaan, pendidsiplinan diri dalam menjalankan tugas profesinya akhirnya membawa guru pada tahap perenungan diri tentang arti penting keikhlasan menjankan tugas profesinya sebagai bukti baktinya kepada Ilahi Rabbi.
4. Guru pada etape Ma'rifat      Â