Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Menerapkan Participative Teaching and Learning dalam PTM Terbatas?

8 Februari 2022   14:28 Diperbarui: 9 Februari 2022   09:28 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah siswa mengikuti pembelajaran tatap muka di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (30/8/2021).| Sumber: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN

Mengelola kelas secara partisipatif dalam situasi PTM Terbatas adalah tantangan tersendiri bagi guru. Sebab pada saat pembelajaran offline saja, menerapkan pengelolaan kelas yang partsipatif juga tidak mudah, apalagi dalam PTM terbatas.

Seperti diketahui bahwa salah satu indikator keberhasilan guru dalam memberikan layanan pembelajaran adalah berhasilnya guru dalam menerapkan manajemen pengelolaan kelas yang dapat secara maksimal melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. 

Oleh sebab itu pembelajaran partisipatif merupakan salah satu penanda penting keberhasilan guru memberikan layanan pembelajaran. Sebab ketika proses pembelajaran partisipatif dapat berjalan secara maksimal akan memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dirancang.

Realita yang mengemuka, seiring menurunnya kondisi pandemi, pembelajaran daring dialihkan pada pelaksanaan pembelajaran terbatas (PTM Terbatas). Pada umumnya sekolah menerapkan langkah pembelajaran dengan konsep pembelajaran hybrid. Implementasi langkah tersebut sekolah membagi kelas menjadi dua sesi secara bergantian. 

Separuh siswa dalam satu kelas mengikuti PTM di sekolah, yang separuh melaksanakan pembelajaran di rumah. Maka dalam PTM terbatas guru dihadapkan pada dua zona kelas secara bersamaan. Zona pertama adalah adalah kelas tatap muka langsung, zona ke dua adalah kelas daring.

Kondisi demikian tentu memunculkan kegelisahan baru, baik oleh orangtua, siswa maupun guru. Kegelisahan orangtua tentu berkisar pada kesiapan mental menerima kondisi pembelajaran yang baru lagi, hasil pembelajaran serta penopang finansial yang dibutuhkan untuk menyangga anak-anaknya agar dapat mengikuti pembelajaran. 

Sumber: https://www.rijal09.com
Sumber: https://www.rijal09.com

Bagi siswa juga perlu adaptasi dengan kondisi pembelajaran baru (sekolah-rumah). Sehingga siswa dihadapkan pada adaptasi baru juga berupa kemampuan menerima transformasi pengetahuan yang dilakukan oleh guru dan pernak-pernik yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti pembelajaran, khususnya ketika pembelajaran di rumah.

Dalam kondisi demikian di lapangan juga tidak sedikit layanan pembelajaran guru lebih fokus pada siswa yang PTM saja, siswa yang di rumah hanya dibutuhkan absensi kehadirannya. Hal ini dimungkinkan sulit menerapkan pengelolaan kelas secara partisipatif dalam dua kelas yang berbeda zona dalam waktu bersamaan.

Kondisi riil tersebut perlu kiranya dilakukan langkah-langkah guna mewujudkan proses pembelajaran dengan basis manajemen partisipatif. Dalam teori pembelajaran langkah tersebut dikenal dengan nama model participative teaching and learning. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun