Materi esensi bisa diambil dari beberapa KD yang ada kesinambungan, atau dari beberapa KD yang digunakan guru dalam pembelajaran daring. Maka dalam pembelajaran daring guru bisa saja melakukan 'pemangkasan' sejumlah KD yang dipandang sudah terwakili oleh KD lain atau pertimbangan kurang esensi atau yang bersifat pendalaman.Â
Apa alasannya adanya materi esensial? Di satu sisi agar peserta didik lebih mudah memahami materi. Â Di sisi lainnya agar porsi pengembangan keterampilan berpikir peserta didik lebih bisa dikembangkan dalam kondisi darurat pandemi.Â
2. Pengembangan keterampilan yang perlu dilakukan oleh peserta didikÂ
Dalam struktur kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Dasar Keterampilan (KD 4.1). KD ini dimaksudkan untuk mengasah secara integral (berdasar KD 3.1) keterampilan berpikir peserta didik, baik berpikir kritis, kreatif maupun inovatif dalam memecahkan suatu masalah.Â
Maka keterampilan berpikir yang perlu dilakukan peserta didik adalah tuntutan kurikulum yang menjadi bagian tugas guru dalam menjalankan tugas profesinya.
3. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Menyusun IPK pun sebaiknya juga disesuaikan dengan pembelajaran daring. Apabila biasanya dalam 1 KD dituangkan 12 IPK untuk 6 tatap muka (misalnya), maka sebaiknya dalam pembelajaran daring dikurangi porsinya. Buatlah IPK yang "sedikit tapi padat menu". pertimbangan utama adalah kondisi peserta didik serta kondisi sekolah masing-masing.Â
Apabila "budaya mutu sekolah" sudah mapan, maka proses adaptasi dari pola luring ke daring tidak terlalu kaget. Namun bagi sekolah yang baru memperjuangkan format budaya mutu sekolahnya, tentu akan mengalami kondisi yang masih pontang panting.
4. Identifikasi Model pembelajaran yang dapat menantang berpikir peserta didik
Pemilihan model pembelajaran hendaknya menjadi pertimbangan penting dalam menyusun grand design kurikulum. Mengapa di dalam desain kurikulum perlu dipertimbangkan model pembelajaran daring?Â