Kurikulum Merdeka atau sebelumnya disebut Kurikulum Prototipe diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Jumat (11/2/2022). Terobosan ini penting sekali karena berhubungan langsung dengan akselerasi mutu pembelajaran. Peluncuran kurikulum merdeka juga dimaksudkan sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran. Kurikulum ini juga dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Setiap ada perubahan kurikulum, tentu sasaran utamanya adalah siswa. Sedangkan guru adalah kepanjangan tangan dari pemerintah yang berperan sebagai jembatan penghubung atau fasilitator dari setiap perubahan kurikulum. Hadirnya kurikulum baru dalam hal ini kurikulum merdeka merupakan kebijakan pemerintah untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Jadi guru diharapkan mendukung dengan sepenuh hati adanya kurikulum merdeka atau prototipe ini.
Kurikulum merdeka mengharapkan output siswa yang memiliki karakter kuat, kreatif, inovatif, kolaboratif dan produktif. Hal ini tergambar dari materi -- materi yang ditargetkan tidak terlalu banyak akan tetapi akan lebih mendalam. Mengapa demikian ? Karena siswa diharapkan mampu menguasai dengan maksimal materi tersebut sehingga nilai kreatif, dan inovatif dapat tercapai untuk kemudian menjadi siswa yang produktif. Artinya pembelajaran dapat menghasilkan produk atau pembelajaran berbasis projek.
Di samping itu ada nilai kolaboratif. Kolaboratif disini adalah kerjasama yang baik antar siswa dan antar guru juga. Kalau kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan projek mungkin sudah biasa terjadi di kurikulum sebelumnya. Tetapi kolaborasi antar guru ini akan menjadi hal baru. Artinya satu projek yang akan diberikan kepada siswa merupakan projek dari beberapa mata pelajaran yang terintegrasi.
Saya berikan sedikit gambaran, misal projek menanam kacang panjang. Mata pelajaran yang bisa melakukan kolabarasi diantaranya Biologi dengan pengamatan laju pertumbuhan kacang panjangnya dari peran unsur fotosintesis, Matematika dengan pendataan laju tumbuh per hari bisa menjadi deret aritmatika atau geometri, dan Kewirausahaan didapat dari menyusun tata cara budidaya kacang panjang sampai kemudian ke teknik penjualanya. Dengan demikian projek menanam kacang panjang dapat dintegrasikan pada tiga mata pelajaran yaitu Biologi, Matematika, dan Kewirausahaan.
Itulah sedikit gambaran tentang kurikulum merdeka di ranah kognitif/pengetahuan dan psikomotor/keterampilan. Tetapi ada hal yang lebih penting dari itu semua yaitu pembentukan karakter siswa itu sendiri.
Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang termuat Pasal 3 UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 yaitu berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Menjadikan siswa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia adalah prioritas pendidikan kita. Itu tidak boleh dinomorduakan, harus menjadi prioritas. Bagaimana langkah guru untuk membentuk karakter siswa ? Itu semua harus dimulai dari guru.
Dalam bahasa Jawa guru itu kepanjangannya digugu lan ditiru. Artinya dilaksanakan perintahannya dan diikuti tingkah perilakunya. Hal ini implementasi dari semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha yang artinya di depan memberi contoh. Itulah guru yang sesungguhnya. Mendidik dan mengajar. Mendidik pada ranah sikap spiritual dan sosial, mengajar pada ranah kognitif dan psikomotor. Salam sehat, mari sukseskan kurikulum merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H