Pada akhir-akhir ini wajah Islam kembali tercoreng oleh berbagai tindakan anarkis yang mengatasnamakan diri sebagai gerakan Islam. Mulai dari aksi ormas Islam tertentu yang selalu diwarnai kekerasan, hingga berbagai kasus terorisme yang juga turut menuduh Islam golongan tertentu (garis keras). Padahal kita semua tahu bahwa Islam dan agama apapun itu tidak mungkin mengajarkan kekerasan. Bahkan Islam sesungguhnya amat menekankan perdamaian, toleransi antar/intern umat beragama, saling menghargai dalam perbedaan (pluralism), serta mengajarkan akan tercapainya tujuan kebaikan bersama. Itulah mengapa Islam merupakan agama yang rohmatanlil’alamin. Islam adalah rahmat bagi alam semesta, yang akan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh alam semesta.
Tindakan anarkisme yang dilakukan oleh ormas Islam tertentu selama ini tentu tidak mencerminkan wajah Islam yang sebetulnya. Wajah Islam sejati sesungguhnya memancarkan kesejukan, keteduhan, kedamaian, kepedulian, cinta dan kasih sayang antar sesama. Islam tidak pernah mengenal kata terorisme, apalagi mengajarkan faham terorisme. Itu adalah fitnah dan kebohongan besar. Terorisme yang selama ini terjadi mungkin saja bisa mengatasnamakan Islam, tapi bukan agama Islam yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan nabi Muhammad SAW sendiri selalu menekankan cara-cara yang halus dan beretika ketika para sahabat berdakwah, begitu juga yang diajarkan kepada seluruh umat Islam di dunia ini. Bahkan baginda Nabi mengajarkan, ketika kita melihat kemunkaran dan tidak mampu menghentikannya dengan cara-cara, tindakan ataupun perkataan yang halus, maka hentikan dengan doa. Dalam artian kita doakan orang yang berbuat kemunkaran itu agar diberikan hidayah oleh Allah SWT. Maka tidak ada yang namanya kekerasan atau bahkan terorisme di dalam ajaran agama Islam yang sesungguhnya.
Walaupun aku hanyalah hamba Allah biasa bukan seorang kiai atau ustadz, hati kecilku melihat akhir-akhir ini ada pihak-pihak tertentu yang mungkin merasa terancam atau kurang senang dengan kemajuan Islam yang semakin pesat. Sehingga dengan segala cara baik yang terlihat hingga yang kasat mata pun dilakukan (maaf) demi memecah belah dan menghancurkan kejayaan Islam. Maaf ini bukan provokatif, aku hanya ingin membuka mata hati dan fikiran kita semua. Agar segala sesuatunya itu bisa lebih jelas dan proporsional, tidak hanya menuduh Islam sebagai biang keladi dari segalanya. Contohnya saja melalui operasi intelegent pihak asing, penyerangan terhadap warga negara Islam yang tak berdosa di Palestina, penyerangan para aktifis kemanusiaan di jalur Gaza, dsb. Sebenarnya jujur saja aku sebagai orang awam tidak mau su’udon, tapi ya bagaimana lagi kalau faktanya berbicara demikian (Hanya Allah yang Maha Tahu atas semua ini, hehehe). Mungkin itu pula salah satu factor yang mendorong timbulnya tindakan perlawanan para kaum Islam garis keras yang kita kenal dengan sebutan terorisme.
Apapun itu tujuannya yang namanya kekerasan ataupun terorisme yang terjadi selama ini menurut aku merupakan sebuah dosa besar, penodaan agama (karena sering berkedok agama Islam), dan tindakan yang tidak bisa dibenarkan oleh agama atau hukum di Negara manapun itu. Aku melihat maraknya terorisme dan aksi anarkisme di tubuh Islam akhir-akhir ini juga disebabkan oleh semakin melunturnya rasa Nasionalisme terhadap bangsa dan Negara. Menurut aku kini sebagian umat Islam di Indonesia (maaf) semakin kendor rasa nasionalisme-nya, atau bisa dibilang memiliki rasa fanatic yang terlalu berlebih-lebihan terhadap agama. Sehingga justru menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan bersama, misal primordialisme, dsb. Meyakini dengan sungguh-sungguh terhadap agama yang dianut memang sudah menjadi kewajiban bagi umatnya, namun juga bukan berarti harus menonjolkan bahwa agama dan dirinya-lah yang paling suci atau benar. Ini pula salah satu factor pendorong terjadinya aksi anarkisme oleh para ormas Islam selama ini.
Maka dari itu aku rasa kurang bijak jika selalu menuduh Islam sebagai basis atau bahkan sarang para teroris. Aku yakinkan kembali sesungguhnya aksi teroris itu bukanlah bagian dari ajaran Islam. Sedang aksi anarkisme para ormas Islam selama ini menurut aku lebih karena fanatisme yang berlebih-lebihan pada para kader ormas Islam tersebut. Dan menurut aku para kader ormas Islam yang sering terlibat aksi anarkisme itu belumlah secara sepenuhnya memahami Islam, yaitu Islam yang Damai dan Santun. Jika semua itu terus dibiarkan, aku khawatir kelak akan memicu terjadinya perpecahan dan perang saudara antar umat Islam, hingga bisa juga merembet menjadi disintegrasi bangsa. Pada akhirnya musuh-musuh Islam-lah yang akan bangga dan bersuka cita. Tentu kita semua tidak mau itu terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H