Akhir-akhir ini negara kita sedang dilanda wabah penyakit masyarakat yang amat mengerikan. Di samping mengerikan juga sangat memalukan. Karena membuat negara kita menjadi salah satu negara di Asia yang masuk jajaran negara terkorup. Ya, wabah penyakit itu adalah hasrat korupsi. Dan kebanyakan yang terinfeksi penyakit ini adalah para pejabat serta elit politik. Ironisnya kebanyakan para koruptor itu tidak pernah menyadari kalau telah mengidap penyakit masyarakat yang amat memalukan. Bahasa kasarnya adalah pencuri atau perampok uang rakyat. Mungkin kata-kata itu pantas untuk sedikit menyentil perasaan para koruptor Indonesia.
Korupsi sendiri merupakan perilaku penyalahgunaan wewenang, dengan cara mengambil sesuatu, baik berupa uang atau barang, yang bukan hak-nya. Selain itu banyak pula definisi korupsi menurut para pakar di bidangnya. Pada intinya tindakan korupsi bagaimanapun alasannya tentu tidak bisa dibenarkan, apalagi dengan mudahnya dimaafkan. Tindakan korupsi yang bertujuan untuk memperkaya diri serta kelompoknya merupakan tindakan yang telah melanggar hak asazi manusia. Sebab perilaku mereka itu menimbulkan kerugian yang amat banyak, baik bagi negara maupun rakyat.
Ironisnya jika dicermati diantara para koruptor itu ternyata beragama Islam, walau mungkin hanya sekedar status di KTP saja. Sebab Islam sendiri amat sangat mengecam terhadap tindakan korupsi. Terkadang memang begitu berat godaan yang membuat seseorang memilih untuk melakukan korupsi. Terlebih lagi jika orang yang bersangkutan memiliki jabatan tertentu, godaannya akan semakin berat tentunya. Namun apa iya tega melihat masih begitu banyak rakyat lainnya yang hidup menderita, sementara dia enak-enakan menikmati harta hasil korupsi?
Andai saja tidak ada praktik-praktik korupsi mungkin Indonesia kini sudah menjadi negara yang terkaya di dunia. Namun realitasnya sekarang justru menjadi negara yang kaya akan hutang. Sesungguhnya bangsa ini sudah muak dengan maraknya kasus-kasus korupsi. Jika terus dibiarkan rakyat kita akan semakin miskin dan negara kita pun diambang kehancuran. Maka momen Idulfitri tahun ini merupakan momen yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk introspeksi diri. Bersama-sama kita satukan tekad berperang melawan korupsi. Bukankah Idulfitri itu bermakna kembali kepada fitrah. Atau dengan kata lain kembali kepada kesucian. Kesucian di sini yaitu asal atau jati diri sebagai manusia yang fitrah. Hasrat korupsi hanya akan mengotori fitrah kita sebagai manusia. Ingat Idulfitri ingat fitrah kita, TIDAK UNTUK KORUPSI!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H