Dari tubuh kaleidoskop sejarah, 1928
Kini jutaan pemuda dengan muka kecut berdiri terengah-engah
Linglung di persimpangan jalan terasing dari negerinya sendiri
Tatapannya hampa, hanya ada seribu tanya yang terpancar dari matanya
Tidak! Tidak! Tidak…!
Ini bukan zaman 1928 lagi
Saat pemudapemudi sibuk merumuskan Soempah Pemoeda
Dengan darah juang dan derai air matanya
Bangunkan Bung Tomo juga Bung Karno!
Kita butuh pelurusan sejarah
Lalu tanyakan apa makna Soempah Pemoeda?
Bagaimana wujudkan tanah air satu, Indonesia?
Juga siapa yang harus berbangsa satu, Indonesia?
Dan mau dikemanakan bahasa persatuan kita?
Wahai pemudapemudi Indonesia, jawablah!
Hari sudah siang, kawan
Putra sang fajar telah tiada,
Bangunkan jiwa ragamu sekarang!
Bukan waktunya lagi menikmati mimpi malam mu
Berhentilah beromantisme mesra dengan manisnya sejarah,
Pemudapemudi harapan bangsa
84 tahun silam hanyalah awal
Singsingkan lengan bajumu dalam bara api kebangsaan
Karena berhenti pasrah atas keadaan berarti pecundang,
Nihil besar!
Bangun! Bangun! Bangunlah kawan!
Bersama kepalkan tangan dan teriakkan bangkit pemudapemudi Indonesia!!!
Ayo, pemudapemudi Indonesia BISA!