Mohon tunggu...
Cipta Wardaya
Cipta Wardaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Indonesia itu indah.. Indonesia itu hebat.. Indonesia itu keren.. Banggalah menjadi jati diri Indonesia, kawan\r\n!\r\nwww.soulofcipta.blogspot.com \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Antara Persepsi Kita, Prasangka, dan Peremehan Sesama

1 November 2012   03:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:08 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam diamku dikala sunyi terkadang aku mengeluh kepada Tuhan kenapa Dia ciptakan di dunia ini manusia dengan dua sisi yang saling berlawanan? Ada yang baik, ada yang jahat. Ada yang pandai bersyukur, ada yang tidak tahu berterimakasih, bahkan kufur. Ada yang rendah hati, ada yang arogan. Ada yang jujur, ada yang munafik penuh tipu muslihat. Ada yang bersahaja, ada yang belagu suka sok-sokan. Ada yang perhatian penuh kasih sayang, ada yang cuek penuh kebencian.Ada yang dermawan, ada pula yang enggan berbagi. Semua sikap, karakter dan watak manusia ada di dunia ini. Dari yang standar biasa-biasa saja, hingga bahkan yang nyleneh dan unik. Tidak akan cukup dituliskan dalam kata-kata.

Aku jadi teringat akan masa-masa SD dulu, ya itu sudah cukup lama sebetulnya, kira-kira 17 tahun yang lalu. Waktu itu ibu guru selalu berpesan kepada anak-anak agar kami selalu anteng alias tidak ribut di dalam ruang kelas. Duduk manis dengan memasang muka polos, kedua tangan di atas meja, mata selalu tertuju ke arah guru. Ya seperti itulah model pembelajaran kala itu, yang diam manis dianggap sebagai siswa yang baik. Mungkin saja karena siswa semacam itu tidak akan menyusahkan guru dengan aneka tingkah polah yang sebenarnya wajar. Seperti itulah persepsi yang ada pada guru zaman dulu, sekali lagi itu dulu banget, hehehe. Berbeda dengan model pembelajaran sekarang yang justru sebaliknya. Para siswa dituntut aktif di dalam ruang kelas, entah itu aktif bertanya, berdiskusi, maupun proses kegiatan belajar lainnya.

Ada lagi pengalaman menarik. Di daerahku ada sebuah keluarga yang para penghuninya tampangknya lugu dan sederhana sekali. Sayangnya mereka kurang bisa bersosialisasi secara baik dengan lingkungan/tetangga sekitarnya, dalam artian bisa dibilang “keluarga kuper” kalau anak gaul sekarang mengatakan. Maklumlah bisa dibilang para anggota keluarganya pada sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Nah suatu ketika keluarga ini membeli mobil. Dan tidak disangka banyak tetangga yang berprasangka negative, yang intinya apa iya keluarga kuper seperti itu kok bisa beli mobil? Jangan-jangan mereka….dst. Begitulah masyarakat kita yang kerap kali menilai sesuatu hanya sebelah mata.

Cerita lainnya tentang seorang temanku. Tubuhnya bisa dibilang kecil, pendek, dan kurus pula. Tapi jangan salah kecil-kecil dia itu cabe rawit loh. Tampangnya culun abis dengan style rambut belah pinggir. Dulu dia kalau jalan suka nunduk gitu. Kalau sekolah dulu dia lebih memilih naik sepeda onthel, padahal jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. Namun tahukah kalian bagaimana sikap teman-temannya? Mereka kerap kali mem-bully, meledek, mengejek, menyoraki, mencemooh, dan meremehkan temanku itu. Tidak jarang temanku itu dianggap orang aneh, dsb. Inilah kebiasaan sebagian masyarakat kita, baik yang muda maupun yang tua, masih saja suka meremehkan orang yang dianggap lemah dan berbeda dari yang lainnya.

Nah dari kisah-kisah di atas sebenarnya aku hanya ingin sekedar berbagi nilai kehidupan kepada sahabat sekalian. Bahwa mesti kita sadari bersama, di dunia ini kita umat manusia diciptakan dengan sifat, watak dan karakter yang berbeda-beda satu sama lainnya. Tidak usah jauh-jauh, yang saudara kembar saja pasti memiliki karakter yang berbeda. Sehingga selalu ada dua sisi di dunia ini, antara baik – jahat, jujur – dusta, dermawan – pelit, hitam – putih dst. Dan perbedaan-perbedaan tersebutlah yang biasanya akan menimbulkan adanya prasangka, hingga bahkan peremehan terhadap sesama.

Padahal sejatinya perbedaan itu sangat indah bila kita mampu menyikapinya secara bijak. Tidak perlu merasa diri paling hebat, paling baik atau bahkan paling sempurna. Karena semua orang pasti memiliki kelemahan dan pasti pernah berbuat salah/dosa, kecuali manusia istimewa pilihan Tuhan. Sudah saatnya kita perluas wawasan agar pemikiran kita pun makin luas, alias tidak sempit dan sesat. Wawasan seseorang yang luas akan membuatnya lebih bijak dalam segala hal. Karena ia kaya akan berbagai persepsi-persepsi, dari berbagai sudut pandang. Bila kita kaya akan berbagai persepsi-persepsi dari sudut pandang yang berbeda-beda, diharapkan kita akan memiliki banyak pembanding dalam mengambil setiap keputusan hidup. Tidak lagi tersesat pada pemikiran yang sempit. Tidak lagi mengumbar prasangka buruk kepada orang lain. Dan tentu saja tidak lagi meremehkan setiap orang yang nampak lemah dan berbeda.


Bukankah sesungguhnya kita semua ini sama dan setara?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun