Belakangan ini berhembus isu terkait upaya penggulingan pemerintahan SBY-Boediono .Konon rencananya massa dalam jumlah besar sekitar seribuan akan mengepung Istana tepat pada momen peringatan Hari Sumpah Pemuda, besok Jumat (28/10)
Masa ingin menuntut SBY-Boediono mundur karena dinilai telah gagal memenuhi janji politiknya untuk mensejahterakan rakyat. Sal;ah satu LSM yang telah siap terjun ke jalan dalam aksi tersebut adalah LSM Forum Antikorupsi (FAK). Seperti yang dikutip dari tribunnews.com, FAK menilai SBY-Boediono telah gagal dalam mengawal jalannya reformasi hukum di Indonesia. Menurut FAK dalam kutipan tersebut, rezim yang korup harus ditumbangkan.
Sementara itu disisi lain dalam beberapa momen siaran langsung di stasiun TV Nasional seperti TV One dan Metro TV, beberapa tokoh nasional juga kerap kali memberikan kritik-kritik pedas yang ditujukan kepada Presiden SBY dan Wapres Boediono serta kabinetnya. Pada umumnya mereka menilai Pemerintahan SBY-Boediono telah gagal mensejahterakan rakyat dan gagal dalam membrantas korupsi. Bahkan ada kader partai Demokrat yang justru melakukan korupsi yang membuat Negara merugi.
Dalam beberapa survey pun menunjukkan citra Pak SBY yang mengalami penurunan drastis. Hal ini dikarenakan semakin menurunnya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintahan SBY-Boediono. Masyarakat menilai Pak SBY seperti telah kehilangan wibawa dan ketegasannya sebagai seorang militer. Karena telah tersandera oleh kepentingan partai dan koalisi pendukung. Entahlah, kita pun masih bertanya-tanya.
Lalu, jika besok Jumat (28/10) aksi tersebut sungguh-sungguh terjadi, mungkinkah akan berhasil menggulingkan SBY-Boediono? Nothing is Imposible, memang tidak ada yang tidak mungkin. Hanya saja menurut hemat penulis aksi tersebut tidak akan berhasil menggulingkan pemerintahan SBY-Boediono yang didukung oleh partai koalisi yang begitu kuat. Di samping itu kekuatan militer yang selalu siap sedia melindunginya.
Menurut hemat penulis sebaiknya masyarakat jangan mudah terpancing emosi sesaat. Apalagi atas fitnah dan provokasi yang sifatnya destruktif. Masyarakat harus lebih cerdas dan bijak dalam setiap menyikapi isu maupun pemberitaan yang beredar di media ataupun berhembus di masyarakat. Sebagai masyarakat awam biasa, kita janganlah mudah diadu-domba oleh pihak-pihak tertentu yang ingin memanfaatkan situasi demi kepentingan kelompok mereka pribadi.
Saya sendiri sebagai masyarakat awam, memilih berada pada posisi netral. Dalam artian akan mendukung dengan sepenuh hati setiap kebijakan pemerintah SBY-Boediono yang benar-benar bijak dan pro rakyat. Saya pun akan berupaya menjadi bagian dari solusi atau penyumpang ide dan gagasan konstruktif guna perbaikan kebijakan pemerintah yang masih menuai pro-kontra di masyarakat. Namun lagi-lagi pilihan ada pada setiap diri kita masing-masing. Yang pada akhirnya demi kemajuan negera ini dan atas nama bangsa Indonesia mari gunakan hati nurani kita dalam setiap bertindak.
