Pacaran itu salah satu surganya dunia, demikian kata orang-orang yang sedang dimabuk cinta. Terutama bagi mereka, adik-adik kawula muda yang memang baru saja mengenal yang namanya cinta. Bagi mereka pacaran merupakan masa-masa yang paling indah. Yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup. Bahkan sampai akhir hayatnya. Pacaran itu sendiri adalah kegiatan saling mengenal dan saling menjajaki antara dua insan yang berbeda jenis (laki-laki dan perempuan). Baik mengenal bagaimana kepribadiannya, apa hobinya, bagaimana keluarganya, dan seterusnya.
Berbicara tentang pacaran tidak membatasi pada umur. Karena pacaran itu sejatinya memang alamiah bagi setiap jiwa manusia. Dan dari sudut pandang agama pun ada istilahnya sendiri. Namun di sini saya hanya akan membahas tentang gaya pacaran pada usia muda/ABG/remaja di Indonesia. Kerap kali saya menjumpai adik-adik SMP/SMA yang gaya pacarannya mengkhawatirkan, karena menjurus pada perilaku kekerasan. Sepanjang pengamatan saya, kekerasan dalam pacaran oleh usia remaja antara lain kekerasan verbal/non-verbal, kekerasan seksual, kekerasan secara psikologis, dan seterusnya.
Kekerasan dalam pacaran secara verbal, misalkan saja berupa kata-kata yang tidak pantas, seperti halnya merendahkan diri atau menghina. Contohnya, "dasar kamu nih jelek, udah syukur aku mau sama kamu! Tolol loe!", dst. Kekerasan dalam pacaran dalam bentuk non-verbal/fisik, contohnya bisa banyak sekali. Bisa berupa pemukulan, penamparan, tendangan, dan tindakan-tindakan fisik lainnya yang bersifat menyakiti sang kekasih. Sementara kekerasan seksual dalam pacaran yakni tindakan pemaksaan untuk berhubungan badan (intim) terhadap pasangan. Pasti sudah paham semuanya, hehehe...
Menurut pendapat beberapa psikolog, ada lagi kekerasan dalam pacaran secara ekonomi. Saya sendiri kerap kali menjumpai kasus seperti ini. Dimana dalam hal ini sang cowok "memalak" ceweknya, atau ada pula yang sebaliknya. Pacaran modus seperti ini umumnya dilakukan mereka yang memang bermental entrepremanisme, alias berwirausaha lewat mreman. Sebaiknya jangan ditiru ya, hehehe....
Mengingat semakin banyaknya kasus kekerasan dalam pacaran maka amat penting sekali tips untuk menghindarinya. Lalu bagaimana tips untuk menghindari kekerasan dalam pacaran? Berikut saya bagikan tips secara sederhana:
-Sebelum berpacaran, pastikan calon kekasih kamu itu benar-benar sudah kamu kenal di dunia nyata alias tidak sekedar kenalan lewat chating atau jejaring sosial.
-Kenali dulu siapa kawan-kawannya, preman atau bukan, dsb
-Kenali dulu kepribadiannya secara umum, suka main kekerasan atau tidak, dsb
-Telusuri latar belakang keluarganya, keluarga broken home bisa menjadi faktor memicu seseorang melakukan kekerasan dalam pacaran, walau tidak semua demikian.
-Waspadai jika kekasih mulai melakukan tindakan kekerasan
-Jangan segan-segan menceritakan kekerasan dalam pacaran yang kamu alami kepada teman-teman atau orang tuamu.
-Jangan takut untuk berontak atau melawan jika kamu mengalami kekerasan dalam pacaran
-Jika kekerasan yang kamu alami sudah sangat keterlaluan dan membahayakan, jangan takut-takut atau malu untuk melaporkannya kepada pihak yang berwajib.
Demikian tips sederhana untuk kalian semua. Semoga bisa bermanfaat dan menambah khazanah ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H