Mohon tunggu...
Cipta Wardaya
Cipta Wardaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Indonesia itu indah.. Indonesia itu hebat.. Indonesia itu keren.. Banggalah menjadi jati diri Indonesia, kawan\r\n!\r\nwww.soulofcipta.blogspot.com \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak SBY, Benarkah Angka Kemiskinan Sudah Turun?

24 Juli 2011   12:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aku melihat sekarang ini masalah kemiskinan di Indonesia masih sangat memprihatinkan, terutama di kawasan Indonesia bagian timur. Walaupun Pemerintah telah mengklaim adanya penurunan jumlah kemiskinan di Indonesia tahun ini, namun nyatanya fakta di lapangan menunjukkan betapa kemiskinan itu masih menjadi masalah krusial yang akan terus menghantui bangsa Indonesia hingga waktu yang tak pernah kita ketahui. Tentu saja dalam hal ini aku juga sangat menghargai dan mengapresiasi atas kerja keras Pemerintah selama ini dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.


Namun maaf, nampaknya program-program yang telah dicanangkan Pemerintah selama ini banyak yang tidak tepat sasaran. Misalnya dana BLT yang gencar sekali tahun lalu, ternyata pada praktiknya aku melihat banyak yang disalahgunakan atau disimpangkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Aku melihat yang kaya pun ikut kebagian dana BLT tersebut. Bahkan demi pemerataan, terkadang dana buat kaum miskin itu harus dipotong untuk warga yang sebenarnya tidak layak menerimanya.

Disisi lain memang kita akui pasar modal kita cukup stabil dan membaik. Pengusaha-pengusaha menengah atas pun semakin sejahtera. Mereka para pengusaha yang bermain di pasar saham bisa tersenyum bahagia karena kondisi pasar modal yang relative stabil.Namun berbeda dengan nasip para pedagang kecil di pasar tradisional yang setiap hari kepanasan dan harus siap-siap gulung tikar setiap waktu. Apalagi harga bahan kebutuhan pokok yang semakin membumbung tinggi dan tidak stabil seperti saat ini. Para pedagang kecil yang notabene merupakan golongan wong cilik hanya bisa pasrah menghadapi semua ini.


Hal ini perlu kita sadari bersama saudara-saudara, terutama dalam hal ini Pemerintah (baik itu pusat maupun daerah). Aku mohon kepada Pemerintah untuk bersikap tegas terhadap para Gubernur, Walikota, Bupati, hingga bahkan Camat di seluruh Indonesia, agar mereka mau turun langsung meninjau kondisi masyarakatnya. Kepada Pemerintah dalam hal ini Bapak Presiden SBY beserta para menterinya mohon untuk memberikan teguran keras atau bahkan sanksi yang tepat terhadap bawahan-nya yang “malas” turun langsung meninjau kondisi masyarakatnya. Dan ini semua tentu saja butuh komitmen serta kesadaran bersama.

Kemiskinan di Indonesia saat ini menurutku benar-benar mendesak untuk segera diselesaikan dengan bijak. Sebab maraknya kasus bunuh diri, perampokan dengan berbagai modus, serta meingkatnya kriminalitas akhir-akhir ini juga sebagai dampak dari masalah kemiskinan. Jika kita telusuri nampaknya aksi-aksi kriminalitas yang sangat meresahkan warga akhir-akhir ini kebanyakan bermotif ekonomi. Lagi-lagi masalah uang dan perut.

Maka dari itu melalui tulisan sederhana ini aku ingin mengajak seluruh bangsa Indonesia serta mendorong Pemerintah untuk bersama-sama mencari solusi bijak untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia ini. Sekedar sebagai sedikit renungan, kita harusnya malu ketika naik mobil mewah namun masih melihat banyak anak-anak putus sekolah yang mengamen di pinggiran jalan. Kita harusnya malu, ketika perhiasan yang kita pakai begitu banyak menghiasi tubuh, namun masih banyak saudara-saudara kita yang harus bertahan hidup di bawah kolong jempatan setiap hari. Kita harusnya malu ketika punya HP super canggih, namun ada tetangga yang untuk makan sehari-hari saja harus makan nasi aking. Tentunya ini hanyalah sedikit renungan sederhana yang semoga mampu membuka hati nurani dan fikiran kita semua, bahwa pengentasan kemiskinan merupakan tanggungjawab kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun