Maxi sebagai Plt Dirjen P2P Kemenkes menyampaikan pesan agar protokol kesehatan harus dipertahankan; memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas harus terus dijaga agar beban pelayanan kesehatan bisa berkurang dan kejadian lonjakan seperti di India tidak terjadi di Indonesia.
Menilik sebuah situs portal berita utama India, diungkapkan juga sejumlah penyebab terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19 di negara itu, yang secara umum juga mirip dengan apa yang sudah dijelaskan pihak Kemenkes tersebut: protocol fatigue, instruksi pemerintah yang tidak jelas, mobilitas urban, mutasi virus, dan angka testing yang meningkat.4 Mengenai angka testing yang meningkat, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 -- Wiku Adisasmito -- mengatakan bahwa angka testing nasional sudah mencapai 252,78 persen dari standar WHO (minimal 1 tiap 1000 penduduk)5, yang juga menjadi penyebab lain kenaikan angka kasus Covid-19 baru.6
Terkait ketidakjelasan instruksi pemerintah, tampaknya hal ini juga memang ada peran. Salah satu contohnya adalah narasi kebijakan yang bisa saling bertolak belakang satu dengan lainnya; satu kementerian bisa mempromosikan pembatasan dan protokol kesehatan, namun kementerian lain justru mendorong mobilitas.7,8 Hal lain, pemerintah juga cenderung tidak menyediakan bantuan sosial memadai meskipun sibuk membatasi kegiatan masyarakat.7,9 Transparansi data dan informasi serta edukasi perihal pandemi juga dipertanyakan.7
Hal-hal seperti ini yang tampaknya menjadi sebab kepercayaan publik menurun drastis (dibawah 50%), menurut hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 20-25 Juni lalu, yang mengemukakan bahwa masyarakat sudah lelah dan semakin terdesak ekonominya akibat pandemi yang tak kunjung usai.9 Sebagian besar masyarakat malah menyarankan lebih baik pembatasan-pembatasan ditiadakan saja ketimbang terus dipertahankan; mereka lebih bisa menerima risiko ancaman Covid-19 daripada tidak mendapat pemasukan dan 'kelaparan'.9 Belum lagi soal cukup banyaknya berita yang mengabarkan bagaimana para pejabat pemerintahan sendiri yang justru seperti tidak memberikan contoh untuk masyarakat: mengadakan pesta pernikahan10, joget-joget11, dsb. Mungkin itulah juga sebabnya angka kasus baru diberitakan tetap melonjak di tengah pembatasan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang sekarang sedang berlangsung ini.12 Tampaknya PPKM saat ini belum signifikan dalam menurunan mobilitas masyarakat; ahli epidemiologi berpendapat bahwa efektif tidaknya PPKM baru bisa terlihat sekitar 1 bulan kedepan.13 Penyebaran berita bohong (hoax) juga ikut memperlambat penuntasan pandemi ini.8
Tampaknya cukup banyak dan pelik faktor-faktor yang bermain dan berkontribusi dalam peningkatan angka kasus baru Covid-19 yang terjadi di masyarakat belakangan ini...
---000---
Referensi (Vancouver)
1. Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Peta Sebaran. Tersedia di: https://covid19.go.id/peta-sebaran
2. Kemkominfo TV. Cegah Penularan dengan Tepat, PPKM Mikro Diperketat. Tersedia di: https://www.youtube.com/watch?v=MH7DCldmGgU
3. Detiknews. 3 Analisis Kemenkes soal Penyebab Kasus Corona Meningkat Drastis. Tersedia di: https://news.detik.com/berita/d-5617874/3-analisis-kemenkes-soal-penyebab-kasus-corona-meningkat-drastis
4. India Today. Covid-19 second wave: 5 reasons why coronavirus cases are rising. Tersedia di: https://www.indiatoday.in/coronavirus-outbreak/story/covid-19-second-wave-5-reasons-coronavirus-cases-rising-1786391-2021-04-02