Mohon tunggu...
Cintia tya
Cintia tya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada DBD

15 Juni 2024   13:00 Diperbarui: 15 Juni 2024   13:58 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam serius yang ditularkan oleh nyamuk betina Aedes aegypti yang menyerang sistem peredaran darah manusia. Oleh karena itu, penyakit ini bisa menjadi lebih serius jika seseorang tidak segera mendapat penanganan yang tepat. Perawatan terlambat hanya akan memperbesar risiko dampak buruk hingga kematian.

Demam berdarah dengue bisa menjangkiti seseorang yang telah mendapat gigitan dari nyamuk betina Aedes aegypti. Nyamuk tersebut membawa virus pemicu yang berasal dari keluarga Flaviviridae, dengan empat jenis virus yang dikenal dengan serotipe (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4).

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang membuat Anda lebih rentan terkena penyakit demam berdarah, antara lain:

> Tinggal atau sedang bepergian ke daerah tropis.

> Memiliki riwayat infeksi virus dengue.

Anak-anak, lansia, dan orang yang kekurangan sistem kekebalan tubuh.

Demam berdarah lebih banyak terjadi saat musim hujan. Hal ini karena pada musim tersebut, nyamuk Aedes aegypti lebih banyak berkembang biak. Selain itu, seseorang lebih berisiko terkena DBD jika ia berada di daerah dengan kasus demam berdarah yang tinggi, terutama jika area tersebut padat penduduk.

Kasus demam berdarah dengue (DBD) kembali merebak di Sintang. Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang mencatat pada bulan September lalu terjadi kenaikan angka kasus dan salah satunya berujung pada meninggal dunia. Terkait dengan meningkatnya kasus DBD yang berujung pada kematian tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang melalui Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, Darmadi menghimbau kepada utamanya orang tua untuk memeriksakan anak-anak mereka jika menemukan gejala demam 1-2 hari pada anak.

tren kasus DBD dari tahun 2021 dan 2022 terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2023 mengalami lonjakan luar biasa dengan jumlah kematian mencapai 8 kasus.

“Tren kasus DBD ini luar biasa, pada tahun 2021 tidak ada kematian karena DBD, tahun 2022 ada 3 kematian, sedangkan di tahun 2023 ini melonjak dua kali lipat yaitu sebanyak 8  kematian,” Ujar Darmadi

kasus DBD justru paling banyak terjadi di Kecamatan Sintang, daerah yang seharusnya paling teredukasi secara informasi kesehatan. Dinas Kesehatan selalu menyampaikan kepada masyarakat, bahwa nyamuk aedes aegypti adalah nyamuk yang berkembang biak di genangan-genangan air yang biasanya terperangkap di sampah-sampah yang tidak bersentuhan langsung dengan tanah, sehingga dengan membersihkan sampah-sampah di sekitar rumah merupakan salah satu cara pencegahan terjadinya kasus DBD.

Menurutnya dalam penanganan kasus DBD yang merebak di kabupaten Sintang memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak dan sangat dibutuhkan partisipasi dari masyarakat.

Dinas Kesehatan juga menghimbau untuk menggalakkan kembali gerakan 3M plus yaitu dengan menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Selain itu, Anda juga disarankan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup, kendalikan stres, olahraga secara teratur, dan jangan lupa memasang obat nyamuk di ruangan yang terindikasi tempat persembunyian nyamuk.

Maka dari itu, sebagai upaya pencegahan, Anda disarankan untuk menjaga kebersihan lingkungan, menimbun barang bekas yang tidak terpakai, menghilangkan genangan air dan menaburkan bubuk abate.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun