Sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, pernah terbesit di dalam pikiran bahwa rintangan besar skripsian berada pada masalah di lapangan, seperti sulit menggali data, dosen pembimbing yang susah dihubungi, dan mencari sumber referensi yang minim atau susah ditemukan. Tetapi, apakah Sobat Kompasiana tahu atau pernah mengalami bahwa rasa malas skripsian menjadi rintangan besar dalam perjalanan menyusun skripsi?
Kalau kamu sudah selesai skripsian, mungkin sekarang kamu lagi teringat masa-masa sulit berperang dengan rasa malas.
Tetapi, kalau kamu yang saat ini sedang skripsian dan sedang berada di fase malas mengerjakan skripsi, kamu wajib banget tahu kalau ada 3 cara melawan rasa malas saat skripsian versi penulis. Simple-simple aja tapi kalau diiringi niat akan terlihat dampak baiknya.
1. Atur Target Harian
Satu hari ada 24 jam, sisihkan minimal 1-2 jam untuk berproses. Kamu bisa menyusun rundown/to do list harian, tetapi apabila merasa tidak cocok dengan jadwal yang begitu beruntun, kamu bisa fokus pada merencanakan target harian saja.
Misalnya: Progress hari ini cicil Bab 4 minimal 5 halaman.
Jadi, hari ini kamu harus mencicil target tersebut bebas di jam berapa saja, yang penting selesai.
Selama kamu masih memiliki waktu, kamu harus maksimalkan waktu yang kamu punya. Jangan sampai terbuang begitu saja dan berakhir dengan penyesalan.
2. Terapkan Kerja-Santai
Pengalaman penulis, tantangan terbesar yang menjadi pemicu adanya rasa malas skripsian adalah karena terlalu lama bermain ponsel, baik untuk ngobrol bersama teman hingga scroll sosial media yang tanpa disadari ternyata sudah memakan waktu begitu banyak.
Jadi, cara supaya kita dapat melawan rasa malas adalah dengan menerapkan prinsip menyelesaikan suatu pekerjaan terlebih dahulu, kemudian bisa bersantai.
Misalnya: Cicil bab 1 terlebih dahulu sampai selesai, kemudian boleh main handphone.