Mohon tunggu...
Cintia Gita
Cintia Gita Mohon Tunggu... Penulis - #MenjadiSukses #MenjadiHidup #MenjadiBermakna | Sharing Oriented

❝Manusia terhebat dengan ide terhebat sekalipun bisa dijatuhkan oleh orang terkecil dengan pola pikir tersempit—tetaplah berpikir besar.❞ (John Maxwell)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Verbal Bullying: Lempar Canda, Sembunyi Luka

15 Juli 2021   08:00 Diperbarui: 15 Juli 2021   08:07 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh kutipan di atas adalah contoh verbal bullying yang tidak perlu dicontoh. 

Kata Maaf Masih Memiliki Arti

Psikolog klinis dari University of Sydney, Christopher John Hunt berpendapat dalam studinya bahwa bercanda yang melibatkan fisik atau bahasa kasar berpotensi menghina (seperti verbal bullying) dilakukan tanpa sadar dan tanpa maksud menyinggung. Apabila terjadi hal seperti ini, tak ada salahnya untuk meminta maaf karena kata "maaf" masih memiliki arti. 

Meminta maaf bukan berarti kita akan terlihat lemah dan menjadi pecundang karena sejatinya "maaf" bukanlah juri dari kompetisi yang dapat menentukan siapa yang menang siapa yang salah, tetapi meminta maaf adalah lambang kerendahan hati untuk menerima keadaan dan kesalahan yang terjadi.

Bercanda tanpa Meninggalkan Luka

Verbal bullying adalah satu dari sekian banyaknya bentuk bullying yang bersembunyi di balik candaan.

Perlu diketahui bahwa bercanda adalah hal yang menyenangkan, bukan untuk meninggalkan luka. Jika kamu bercanda, namun candaanmu menyakiti hati orang lain, maka kamu gagal dalam bercanda. Akui dan minta maaf.

Verbal bullying bukan bercanda dan bercanda bukan tempat bersembunyi dari kesalahan.

Bercandalah tanpa meninggalkan luka.

Semangat! Semoga harimu selalu menyenangkan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun