Mohon tunggu...
Cinthya Yuanita
Cinthya Yuanita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

bermain dengan aksara, merenda kata, menciptakan makna.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

IMD: Inisiasi Menyusu(i) Dini

2 Juli 2012   16:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:20 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kepanjangan dari IMD? Tujuh dari sepuluh insan kedokteran yang saya tanyakan menjawab dengan mantap, “Inisiasi Menyusui Dini!”

Awalnya, saya pun sependapat dengan ketujuh orang yang memberikan jawaban seperti di atas. Namun, setelah mengingat kembali proses IMD yang sempat disinggung saat kuliah dulu, saya jadi merenungi lagi arti singkatan tersebut. Pada IMD, bayilah yang bergerak aktif untuk mendapatkan susu dari sang ibu. Dalam hal ini tidak ada campur tangan dari pihak lain, termasuk sang ibu. Bayi dibiarkan mencari sendiri puting susu ibu untuk mencecap ASI pertamanya.

Lantas, tepatkah penggunaan kata menyusui? Imbuhan me-i umumnya mempunyai makna membuat jadi, memberi pada, melakukan pada, melakukan berulang-ulang, atau merasa pada. Untuk kata menyusui, mungkin makna yang sepadan adalah “memberikan pada”. Benar saja, ketika saya memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk memastikannya, disebutkan bahwamenyusui berarti memberikan air susu untuk diminum (kepada bayi dan sebagainya).

Ditilik dari definisi menurut KBBI tersebut, jelaslah bahwa Inisiasi Menyusui Dini bukan padanan kata yang tepat. Pada kata menyusui, ibu―atau pemberi ASI―yang berperan aktif dalam proses pemberian susu pada bayi. Hal ini tentu bertolak belakang dari arti sebenarnya.

Lalu, imbuhan apa yang sebaiknya digunakan agar kata yang digunakan benar-benar merepresentasikan tujuan yang ingin dicapai? Imbuhan me jawabannya. Awalan tersebut berfungsi membuat kalimat aktif yang biasanya mengandung makna melakukan. Untuk mengonfirmasinya, saya kembali membuka KBBI. Di atas kata menyusui, saya mendapati kata menyusu yang memiliki arti mengisap air susu dari buah dada. Inilah dia! Akhirnya saya menemukan kata yang tepat untuk singkatan IMD.

Hanya berbeda satu huruf, sebuah kata dapat berubah makna. Bukan hanya perubahan makna, tapi juga pemahaman awam akan kata tersebut. Jika IMD kemudian lebih terburu dikenal masyarakat―bahkan mungkin orang-orang yang berkecimpung di dunia kesehatan―sebagai Inisiasi Menyusui Dini, bisa jadi program ini malah akan menyimpang dari apa yang telah dirancang. Pertanyaannya, mengapa justru menyusui yang lebih akrab di telinga kita alih-alih menyusu? Mungkin karena menyusui terkesan lebih nyaman didengar dibandingkan menyusu. Selain itu, bayi yang bergerak aktif mencari puting susu ibu masih merupakan hal baru yang belum lazim. Kita tetap terpaku pada kebiasaan bahwa ibulah yang memberikan ASI kepada bayinya. Namun, setelah mengetahui hal ini, ada baiknya jika kita tidak lagi melakukan korupsi terhadap bahasa serta meluruskan penyelewengan makna kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun