PROLOGUE:
Sudah berapa lama ya ga nulis disini? Ada keinginan tapi karena banyaknya setan malas yang ngangkut dalam hati, alhasil saya kalah dan ga pernah nulis lagi disini.
Sekarang, saya tidak mau kalah lagi dengan setan malas dan mencoba dunia peruntungan ini (ngomong apa se ya?) Rada canggung juga buat mulai nulis. Secara sudah banyak penulis yang bagus disini. Takutnya ada yang menganggap tulisan saya hanyalah seonggok besi bekas diantara emas.
Tapi coba aja lah daripada engga :p
Begin..
Mungkin aku bukanlah perempuan super yang bisa memahami dan mengerti keadaanmu. Sejauh aku melangkah, aku takkan bisa menggapaimu. Selama itu pun aku tidak bisa membuatmu mengertiku.
Demi apa, aku pun tak ingin begini. Masalah ekonomi memang cukup pelik saat ini, ditambah isu-isu nasional yang sedang hangatnya dibicarakan publik. Ah...aku terlalu jauh untuk membicarakan itu denganmu. Saat ini mungkin kamu senang bisa lepas dari ikatan ini. Hanya status yang ditegaskan tanpa ada lain-lain. Aku disini hanya bisa berimajinasi sendiri.
Masa lalu memang tidak akan pernah kembali, meskipun mungkin ada beberapa yang akan terulang. Tapi takkan sama. Sepertiku yang tidak pernah bisa membencimu karena kesalahanmu di masa lalu, mencintai kebenaranmu di masa lalu. Tapi itu adalah masa lalu yang ga akan pernah kembali dan biarlah menjadi kenanganku, menjadi bagian dari masa laluku dengan seorang sepertimu.
Aku telah mati dihatimu dan sudah kau nisankan aku dibenakmu. Inilah aku sekarang, tanpamu. Hanya sebuah elegi yang tak akan pernah kau jamah. Karena bagimu, aku sampah. Semacam sesuatu yang dibuang begitu saja tanpa ada pertanyaan dan penjelasan dariku. Aku tersisihkan dari masalah keluarga.
Bukan sebuah pembelaan diri dalam setiap kata yang tersurat. Ambillah maknanya dan kamu mungkin akan mengerti seberapa besarnya sayangku padamu. Sebuah masa lalu yang tidak akan pernah terungkap lagi benar-benar akan memberikan warna hidupmu sendiri. Entahlah...aku bingung denganku sendiri. Akankan aku mengambil keputusan berat itu. Kupikir semuanya akan diperbaiki ternyata diakhiri.
Pertama pikir kamu pecundang. Lelaki yang pertama mengungkapkan rasa sayangnya dan yang pertama memutuskan rasa sayangnya juga. Tapi itu pemikiran sempitku. Aku tidak bisa berada di posisimu sekarang, tapi percayalah aku mencoba dan berpikir ada di posisimu dan rasanya memang tidak nyaman. Ya...itu memang tidak berlangsung lama. Mudah menghilang pikiran itu kalau tidak ada repetisi.
Seberapa pun besarnya sayangku, tidak akan sehebat bila dua hati bersatu. Berjanjilah, aku akan lebih baik dari kemarin dan percayalah semua akan berbeda karena keputusanmu.