Mohon tunggu...
Cinta Putri
Cinta Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

aku mahasiswa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Music

Swiftnomics: Pengaruh Taylor Swift terhadap Ekonomi Dunia

15 Maret 2024   11:54 Diperbarui: 15 Maret 2024   14:24 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taylor Swift penyanyi pop sekaligus penulis lagu asal Amerika Serikat yang saat ini menjadi salah satu artis yang memiliki basis penggemar paling kuat di dunia. Taylor Swift sendiri memiliki total sepuluh album dan satu album yang baru akan dirilis pada bulan April 2024 ini. Taylor Swift menjadi artis dengan pendengar bulanan paling banyak pada platform musik Spotify, Apple Music, dan Amazon Music dengan total 104,8 juta pendengar tetap setiap bulannya. Dengan basis penggemar yang sangat besar ini, Taylor Swift jelas memiliki pengaruh yang kuat dalam berbagai bidang mulai dari industri musik, ekonomi, bahkan politik.

Taylor Swift sendiri secara resmi memulai karirnya sebagai penulis lagu sejak umur 14 tahun. Dia mengawali karir sebagai musisinya dengan genre country pop dan menandatangani kontrak dengan Big Machine Record (2005) dan merilis album pertamanya yang berjudul namanya sendiri yaitu "Taylor Swift" (2006). Karir bermusiknya di Big Machine Record berlanjut dengan merilis album Fearless (2009), Speak Now (2010), Red (2012), 1989 (2014) yang menjadi album pop pertama Taylor dalam karirnya, dan Reputation (2017). 

Pada November 2018, Taylor menandatangani kontrak baru dengan Universal Music Record yang membuat semua perilisan album selanjutnya akan berada di bawah naungan Republic Record setelah sebelumnya terjadi kontroversi dengan label sebelumnya terkait masalah pembagian hasil dan juga kepemilikan lagu-lagunya yang dicuri. Di bawah naungan Republic Record, Taylor merilis Lover (2019) dan dua album saat pandemi Covid-19 yaitu Folklore (2020) dan Evermore (2020) pada bulan Juli dan November. Pada tahun 2021, Taylor merilis dua rekaman ulang dari album Fearless (taylor's version) dan Red (taylor's version) dengan tambahan (taylor's version) di setiap judulnya yang menandakan lagu-lagu ini adalah miliknya setelah perselisihan dengan label sebelumya dan juga terdapat tambahan beberapa lagu baru dengan tajuk (from the vault). Selanjutnya Taylor merilis studio album terbarunya bertajuk Midnight (2022) pada bulan Oktober 2022 dan kembali merekam ulang albumnya yaitu Speak Now (taylor's version) dan 1989 (taylor's version). Taylor Swift akan merilis album barunya dengan judul The Tortured Poet Department (2024) pada April 2024 menjadikan album ini sebagai album ke-11 miliknya. Rekaman ulang dari album Reputation (2017) dan Taylor Swift (2006) juga tak kalah dinantikan oleh para penggemar Taylor Swift yang biasa disebut swifties ini. Selama perjalanan karirnya, Taylor Swift banyak mendapatkan penghargaan bahkan menjadikannya Artis yang meraih penghargaan "album of the year" terbanyak sepanjang sejarah Grammy Award sebanyak 4 album yaitu Fearless pada 2009, 1989 pada 2015, Folklore pada 2020, dan Midnight pada 2024. Selain itu, ia juga mendapatkan total 14 penghargaan dari Grammy.

Rangkaian tur konser dunia milik Taylor Swift juga selalu menjadi tur terhangat dan dapat meraup keuntungan yang sangat tinggi pada setiap turnya. Fearless Tour pada tahun 2009-2010 menjadi awal dari rangkaian perjalanan konser milik Taylor Swift, dengan total 89 konser yang tercatat dan 1.138.977 penonton, Billboard melaporkan bahwa estimasi total bruto dari konser ini mencapai 65 juta dolar Amerika. Tur kedua yang dilakukan oleh Taylor Swift bertajuk Speak Now World Tour yang diselenggarakan pada tahun 2011-2012. Rangkaian tur ini memiliki 110 konser yang diselenggarakan di Amerika, Eropa, Asia, dan Oceania dengan total penonton 1.642.435 dengan bruto 123,7 juta dolar Amerika. Rangkaian tur selanjutnya yang diselenggarakan oleh Taylor adalah The Red World Tour yang berlangsung pada tahun 2013-2014 dengan 86 konser, 1,7 juta penonton, dan bruto mencapai 150,2 juta dolar Amerika. The 1989 World Tour menjadi rangkaian tur ke-4 Taylor yang berlangsung selama setahun mulai dari Mei hingga Desember 2015 dengan total 85 konser, dihadiri 2,28 juta penonton, dan bruto mencapai 250,7 dolar Amerika. Selanjutnya Taylor menggelar rangkaian Reputation Stadium Tour pada tahun 2018 dari Mei hingga November dengan 53 konser, 2.888.922 juta penonton, dan bruto hingga 345.7 juta dolar Amerika.

Lima tahun setelah Reputation Stadium Tour, Taylor Swift kembali menggelar rangkaian tur dunia yang bertajuk "The Eras Tour" yang dimulai pada 17-18 Maret 2023 di State Farm Stadium, Arizona, Amerika Serikat yang rangkaiannya masih berlanjut sampai saat ini. Sampai saat ini tercatat 152 konser pada rangkaian tur ini hingga Desember 2024 baik yang telah diselenggarakan maupun yang akan diselenggarakan dan angka ini dapat meningkat lagi apabila terdapat tambahan jadwal mengingat rangkaian tur ini belum berakhir. Rangkaian tur dunia ini diselenggarakan di Amerika, Kanada, Amerika Latin, Asia-Pasifik, dan Eropa.

The Eras Tour sendiri memiliki konsep yang berbeda dari beberapa tur Taylor Swift lainnya yang mana pada tur ini Taylor Swift membawakan lagu-lagu dari album pertamanya "Taylor Swift" (2006) hingga "Midnight" (2022). Hal ini membuat penggemar sangat mengantisipasi konser ini karena selain kembalinya Taylor untuk mengadakan konser, Eras Tour juga menjadi tempat untuk mengenang 17 tahun perjalanan karir Taylor Swift dengan durasi konser selama 3 jam 15 menit yang menampilkan 44 lagu dari setiap album Taylor Swift.

Dalam putaran pertama konser di Amerika, The Eras Tour memiliki andil untuk pertumbuhan ekonomi besar yang terjadi di setiap negara bagian selama tur ini berlangsung. Dengan estimasi 54 ribu penonton per konser, terjadi mobilitas besar-besaran di Amerika Serikat baik lintas kota, negara bagian, bahkan dari luar negeri. Para penggemar ini bukan hanya melakukan mobilisasi tetapi juga terjadi transaksi ekonomi dalam mobilisasi ini mulai dari pembelian tiket hotel, transportasi, makanan, merchandise, dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi besar-besaran ini terjadi juga di setiap negara yang menjadi tempat diselenggarakannya The Eras Tour. Hotel-hotel di sekitar venue sudah dipesan penuh bahkan dari setahun sebelum konser diselenggarakan seperti di beberapa kota di Britania Raya. Tiket pesawat juga banyak terjual karena mobilitas penggemar bahkan untuk maskapai dari negara-negara yang tidak menyelenggarakan The Eras Tour seperti Selandia Baru dan Indonesia yang mana banyak penggemar dari negara ini rela untuk membeli tiket pesawat untuk pergi ke negara penyelenggara The Eras Tour seperti Australia, Jepang, dan Singapura.

Billboard melaporkan pada 15 Desember 2023 bahwa bruto dari diselenggarakannya The Eras Tour mencapai 554 juta dolar Amerika dan diproyeksikan akan mencapai 591 juta dolar Amerika pada saat berakhirnya putaran pertama konser di Amerika Serikat. The Wall Street Journal melaporkan bahwa The Eras Tour dapat menjadi konser terbesar dalam sejarah yang mana memiliki potensial untuk mencapai bruto sebesar 1 Miliar dolar Amerika. Dikutip dari Forbes, The Eras Tour sudah mencapai bruto sebesar 780 juta dolar Amerika dari 56 konser yang diselenggarakan hingga Oktober 2023. Pada November 2023, Billboard melaporkan bahwa total bruto yang didapat mencapai 900 juta dolar Amerika dan dapat berlipat ganda ketika rangkaian pada 2024 diselenggarakan.

Dari tingginya pendapatan ini membuat banyak negara ingin mendapatkan keuntungan dari Swiftnomics dan berkeinginan untuk menyelenggarakan The Eras Tour di negaranya. Singapura menjadi salah satu negara yang menggunakan Swiftnomics untuk negaranya yang mana pada Maret 2024, perdana menteri Singapura Lee Hsien Loong mengungkapkan bahwa pemerintah Singapura memberi "intensif" lebih kepada manajemen Taylor agara Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang dapat menyelenggarakan The Eras Tour.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun