Mohon tunggu...
Yeshua Raphael Immanuel
Yeshua Raphael Immanuel Mohon Tunggu... Teknisi - Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jalan Jalan... Baca Buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makanan dan Minuman Lebih Berharga dari Rupiah Dollar Emas dan Perak

17 Oktober 2024   21:18 Diperbarui: 17 Oktober 2024   21:24 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu saat entah kita atau anak cucu cicit kita berkata...Makanan dan Minuman walau akhir prosesnya menjadi tai dan kencing.... lebih berharga dari rupiah dollar emas dan perak..

Itu...ketika makanan dan minuman langka...sehingga dollar rupiah emas perak tak berarti.....karena climate change atau peperangan atau kemarau panjang atau ketika lahan banyak jadi perumahan dan sedikitnya profesi petani pekebun dan peternak dan maraknya pekerja pabrik dan kantor....

Dan yang bisa mencegah atau membuat itu terjadi hanya kita dan seluruh manusia dan tuhan....

Tujuan kita mencari rupiah dollar emas perak....supaya kita bisa makan minum kencing berak....tapi dollar rupiah emas perak tak berarti ....ketika makanan dan minuman langka....

Karena gak ada manusia yang makan dan minum emas perak rupiah dollar....dollar rupiah emas perak hanya alat tukar untuk mendapatkan makanan dan minuman

Ya Alhamdulillah negeri kita gak kelaparan dan makanan tersedia melimpah..dan murah

Itu berkat Tuhan yang jadikan pagi dan malam langit dan bumi..hujan dan musim musim..pemerintah dan rakyat khususnya petani pekebun peternak....dan orang orang berilmu dan berteknologi....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun